Tudor gagal membawa Juventus mengimbangi Como karena timnya tampil tanpa arah dan identitas permainan yang jelas.
Ia terlalu sering mengganti formasi dan pemain tanpa rencana taktis yang konsisten, lebih mengandalkan improvisasi individu ketimbang sistem kolektif.
Selain itu, manajemen juga ikut bersalah karena kebijakan transfer yang buruk, gagal memperkuat lini tengah dan pertahanan, serta merekrut pemain yang tidak sesuai kebutuhan tim.
Baca Juga:Lebih Buruk daripada Thiago Motta, Tudor Jadi Korban Kesalahan Manajemen Juventus di Bursa TransferDua Gol Leao Kirim Fiorentina ke Zona Degradasi, Pioli Naik Pitam Disindir Luca Toni
Kombinasi keputusan pelatih dan manajemen yang tidak sinkron membuat performa Juventus menurun drastis usai menaklukkan Inter dalam drama tujuh gol.
Jika Milan bersama Allegri sedang menapaki jalan menuju stabilitas dan kebangkitan, Juventus di bawah Tudor masih berjuang mencari jati diri.
Perbedaan ini menegaskan satu hal: sukses di sepak bola bukan hanya soal taktik, tetapi juga soal kejelasan visi dan ketenangan dalam bekerja.