Luthfi Hizba Sulap 100 Hektare Lahan Tandus di Kabupaten Tasikmalaya Jadi "Kebun Biomassa" Lewat Indigofera

tanaman Indigofera di Kabupaten Tasikmalaya
Lutfi Hizba (keempat dari kanan depan) bersama warga Bojongkapol di lokasi pengembangan tanaman biomassa, beberapa waktu lalu. (IST)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Aktivis lingkungan asal Tasikmalaya, Luthfi Hizba Rusydia, berhasil menyulap lahan tandus di Kabupaten Tasikmalaya menjadi kawasan produktif melalui pengembangan tanaman Indigofera sebagai sumber energi terbarukan dan pakan ternak.

Berawal dari kepedulian terhadap lingkungan, Luthfi meneliti potensi tanaman Indigofera sejak 2022. Hasil kajiannya menunjukkan tanaman ini mampu menyuburkan tanah, menahan erosi, dan menyimpan cadangan air. “Pohon Indigofera ini jika ditanam di lahan tandus dapat menyuburkan tanah di sekitarnya. Termasuk akarnya dapat menyimpan cadangan air yang banyak,” terang Luthfi.

Selain ramah lingkungan, batang Indigofera bisa menjadi bahan bakar biomassa pengganti batu bara untuk PLTU, sementara daunnya kaya nutrisi dan cocok untuk pakan ternak. Limbah ternaknya kemudian diolah menjadi pupuk organik bagi tanaman tumpang sari seperti kopi, cabai, jahe, singkong, dan buah-buahan.

Baca Juga:HUT Presiden Prabowo dan Kota Tasik Jadi Momentum Pengingat Perjuangan Gerindra Jawa Barat!Minta Dukungan Pembinaan, Sekolah Sepak Bola di Kota Tasikmalaya ini Silaturahmi ke DPRD

Meski awalnya ditertawakan warga, Luthfi tetap menanam 1.000 bibit Indigofera di lahan tandus satu hektare di Desa Bojongkapol pada 2022. Setelah sembilan bulan, tanaman itu tumbuh subur dan menghijau, membuktikan bahwa lahan tandus bisa menjadi produktif. “Iya gagasan kami ini sempat ditertawakan. Tapi dengan kepedulian terhadap lingkungan dan ingin merubah lahan tandus menjadi produktif, kita terus bergerak,” ujar alumni S2 Ilmu Lingkungan Universitas Gadjah Mada itu.

Luthfi kemudian mengembangkan sistem pertanian terpadu dengan memanfaatkan Indigofera, ternak domba, dan pupuk organik. “Pertanian terpadu ini dapat meningkatkan ekonomi masyarakat. Petani mendapatkan penghasilan dari menanam Indigofera, ternak domba, dan tanaman tumpang sari,” ungkapnya.

Inovasi ini mendapat apresiasi dari PT PLN (Persero) dan Kementerian Pertanian RI. Pada 26 September 2024, proyek pengembangan biomassa ini diresmikan sebagai pilot project pertanian terpadu ramah lingkungan. PT PLN bersama anak perusahaannya, Energi Primer Indonesia (EPI), bahkan membantu menyediakan 30 ribu bibit Indigofera.

“Alhamdulillah usaha dan kerja keras yang kita lakukan, mendapatkan dukungan dan support dari pemerintah pusat. Kami akan terus mengembangkan Indigofera ini untuk mendukung program pemerintah,” ucap Luthfi.

Kini, berkat kolaborasi dengan masyarakat dan kelompok tani, Luthfi berhasil menanam Indigofera dan tanaman tumpang sari di lahan tandus seluas 100 hektare, tersebar di Desa Wandasari, Bojongkapol, Campakasari, dan Kecamatan Bantarkalong.

0 Komentar