Lebih Buruk daripada Thiago Motta, Tudor Jadi Korban Kesalahan Manajemen Juventus di Bursa Transfer

Igor Tudor
Igor Tudor Tangkapan layar X@Juventus
0 Komentar

RADARTASIK.ID –Juventus di bawah kepemimpinan Igor Tudor dihujani kritikan karena terlihat tampil tanpa arah dan semakin jauh dari harapan tim calon peraih scudetto.

Bahkan, jurnalis Italia Enzo Bucchioni menilai permainan mereka lebih buruk dibanding era Thiago Motta usai ditumbangkan Como 2-0.

Dalam kolom editorialnya di Tuttomercatoweb, Bucchioni merasa Juve tampak kehilangan segalanya, miskin ide, semangat, dan tanpa efektivitas.

Baca Juga:Dua Gol Leao Kirim Fiorentina ke Zona Degradasi, Pioli Naik Pitam Disindir Luca ToniGunakan Klausul Beckham, Son Heung-Min Ingin Gabung AC Milan

Secara statistik, situasinya jelas memburuk. Musim lalu, di bawah asuhan Motta Bianconeri berada di posisi ketiga klasemen dengan 13 poin dan belum pernah kalah dalam tujuh laga pembuka.

Kini, bersama Igor Tudor, mereka terdampar di peringkat ketujuh dengan 12 poin.

Kekalahan dari Como menjadi puncak kekecewaan sekaligus bukti bahwa proyek baru ini berjalan tanpa rencana matang.

Pertandingan melawan Como juga memperlihatkan perbedaan mencolok antara dua tim.

Como tampil disiplin, terorganisir, dan tahu apa yang mereka lakukan dengan menekan tinggi, bermain vertikal, serta menutup ruang dengan baik.

Disisi lain, Juve justru kebingungan dan hanya mengandalkan improvisasi individu seperti Conceicao, Kenan Yildiz, atau Marcus Thuram, yang dengan mudah dimatikan lawan.

Perbandingan paling jelas terlihat dari duel dua talenta muda, Nico Paz dan Yildiz.

Paz menjadi pusat permainan Como, timnya terus mendukung dengan membangun serangan di sekelilingnya.

Baca Juga:Florenzi Akui Pendukung AS Roma Lebih Galak Dibandingkan AC Milan: “Saya Tak Bisa Makan di Luar Jika Kalah”Paolo Di Canio: Gasperini Bisa Gagal di AS Roma

Sebaliknya, Yildiz seperti berjuang sendirian tanpa dukungan sistem yang memadai, sebuah situasi dimana Juventus tampak tidak punya rencana taktik yang jelas dan hanya berharap keajaiban dari pemain muda.

Sebenarnya, masalah Juventus bukan sekadar performa pemain, tetapi juga keputusan Tudor yang kerap mengganti formasi dan susunan pemain tanpa arah yang pasti.

Ia bahkan mencadangkan Vlahovic dan Gatti, sementara David dan Rugani tampil sebagai starter yang menimbulkan tanda tanya besar.

Formasi empat bek yang digunakan memang membuat Juventus sedikit lebih seimbang, tapi tanpa pergerakan tanpa bola dan ide menyerang yang jelas, permainan mereka terlihat monoton dan mudah ditebak.

Melawan Como, Tudor kerap terlihat mengandalkan kreativitas individu ketimbang membangun sistem permainan kolektif.

0 Komentar