Mengenai posisi Milan di puncak klasemen, Allegri memilih untuk tetap tenang dan menkankan target Milan musim depan hanya lolos ke Liga Champions.
“Berada di puncak klasemen memang menyenangkan, tapi yang lebih penting adalah menjaga jarak dari posisi kelima. Ini fase penting musim di mana klasemen mulai terpisah, jadi kemenangan sangat berarti,” tegasnya.
Mengapa Nasib Allegri Lebih Baik DIbandingkan Tudor di Juventus
Di saat Allegri membawa Milan memuncaki klasemen dengan permainan yang solid dan efektif, Igor Tudor justru gagal mengangkat performa Juventus yang tampil tanpa arah dan identitas saat ditumbangkan Como.
Baca Juga:Mengapa Allegri Sukses di AC Milan dan Tudor Gagal di JuventusLebih Buruk daripada Thiago Motta, Tudor Jadi Korban Kesalahan Manajemen Juventus di Bursa Transfer
Kunci sukses Allegri terletak pada konsistensi dan manajemen ruang ganti. Ia mampu menanamkan rasa percaya diri sekaligus kedisiplinan taktik di dalam skuad muda Milan.
Para pemain tahu peran masing-masing, bahkan saat rotasi diperlukan karena cedera, sistem permainan tetap berjalan.
Sebaliknya, Tudor kerap mengubah formasi dan susunan pemain tanpa kejelasan.
Juventus kehilangan keseimbangan dan sering kali bergantung pada improvisasi individu seperti Kenan Yildiz atau Marcus Thuram.
Tidak ada organisasi permainan yang jelas, dan keputusannya mencadangkan pemain utama seperti Vlahovic saat dikalahkan Como menimbulkan kebingungan di ruang ganti.
Selain itu, Allegri didukung struktur klub yang stabil. Ia diberi waktu dan kepercayaan penuh untuk membangun tim.
Sementara Tudor harus bekerja dalam situasi manajemen Juventus yang tidak sinkron dan kebijakan transfer yang salah arah.
Kombinasi ketenangan, pengalaman, dan kemampuan membaca situasi membuat Allegri mampu memaksimalkan potensi tim.
Baca Juga:Dua Gol Leao Kirim Fiorentina ke Zona Degradasi, Pioli Naik Pitam Disindir Luca ToniGunakan Klausul Beckham, Son Heung-Min Ingin Gabung AC Milan
Sementara Tudor yang datang dengan ambisi besar, justru terseret dalam ketidakteraturan proyek Juventus yang belum menemukan bentuknya.
Kini, hasilnya jelas, Allegri sukses mengembalikan DNA pemenang Milan, sementara Tudor masih mencari jati diri Juventus yang hilang.