Di sisi lain, Tedy berharap SPPG dapat segera memberitahukan kebutuhan tenaga kerja mereka kepada Disnaker. Hal ini diharapkan dapat membantu pendataan angkatan kerja baru di tahun 2025.
“Kami berharap SPPG dapat memberi tahu kebutuhan tenaga kerja, sehingga Disnaker dapat mendata penyerapan tenaga kerja, termasuk pencari kerja yang telah melampaui tahapan AK-1,” tutupnya.
Tedy memperkirakan bahwa program MBG dapat menyerap hingga 4.000-5.000 orang tenaga kerja, mengingat saat ini ada ratusan SPPG di Kabupaten Ciamis dengan masing-masing SPPG mempekerjakan 40-50 orang.
Baca Juga:Hadirkan Tata Kelola Pemerintahan Kabupaten Tasikmalaya yang Modern, Inovasi E-GIFT Jadi SolusinyaDinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Gerak Cepat Lakukan Perbaikan di Ruas Jalan Salopa-Manonjaya
Terkait dengan tingkat pengangguran, Disnaker Kabupaten Ciamis mencatat bahwa pada tahun 2024, Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berada di angka 3,37 persen.
“Kami berusaha terus menurunkan TPT, dengan target TPT 3,30 persen pada tahun 2025,” pungkas Tedy.
Per 1 Oktober 2025, Disnaker Kabupaten Ciamis mencatatkan pembuatan AK-1 sebanyak 5.718 orang, dengan 88,41 persen di antaranya berpendidikan SLTA.
Selain itu, Disnaker juga telah memproses 260 rekomendasi paspor untuk penempatan pekerja migran Indonesia (PMI), dengan Taiwan menjadi negara tujuan tertinggi, yaitu 112 orang.
“Jumlah tenaga kerja yang telah berhasil ditempatkan mencapai 579 orang,” tambah Tedy. (riz)