Desailly juga mengaku kagum terhadap Silvio Berlusconi, sosok yang disebutnya sebagai presiden luar biasa karena memperlakukan para pemain seperti keluarga.
Ia mengenang bagaimana Berlusconi memberi semua yang mereka butuhkan—dari mobil dan staf pribadi hingga hal sepele seperti mengganti handuk di rumah.
“Bayangkan, kalau saya tidak suka handuk di rumah, seseorang akan datang menggantinya. Kalau anak saya sakit, klub membantu mencari dokter,” ucapnya.
Baca Juga:Luiso Minta AS Roma Waspadai Pio Esposito: Ia Striker Langka di Serie ADalmat: "Inter Milan Era Ronaldo Seperti Zona Perang, Ada Klan Argentina, Prancis dan Italia"
“Sekarang mungkin pemain menganggap itu hal biasa, tapi saat itu… sungguh mengagumkan. Kami merasa dihargai bukan hanya sebagai atlet, tapi juga sebagai manusia,” sambungnya.
Tentang San Siro, Desailly bahkan menggambarkan stadion legendaris itu sebagai “halaman belakang saya” meski lapangannya dulu sering rusak dan harus diganti tiap bulan.
Bagi Desailly, San Siro bukan sekadar tempat bermain, melainkan rumah kedua yang penuh kenangan.
“Setiap kali melangkah ke lapangan, bulu kuduk saya berdiri. Atmosfernya tak tertandingi — lampu-lampu malam, teriakan tifosi, dan sensasi ketika lagu kebangsaan Liga Champions berkumandang,” kenangnya.
Di bagian “Siapa Desailly Hari Ini”, ia menyebut Upamecano dan Tchouaméni sebagai pemain yang paling mirip dengannya, memuji kemampuan mereka mengatasi tekanan di level internasional.
“Saya sangat menyukai Upamecano. Ada juga Tchouaméni, tapi dia lebih gelandang murni daripada saya dulu,” tuturnya.
“Upamecano memiliki keunggulan dalam mengontrol adrenalin di level internasional. Dia sempat kesulitan beradaptasi, tapi sekarang, bersama Saliba, ia sudah menjadi salah satu bek terbaik dunia,” terangnya.
Baca Juga:Giovanni Bia: Guardiola Tertarik pada Cambiaso karena Mirip Paolo MaldiniYildiz Jadi Second Striker, Tudor Gunakan Taktik Lawan AC Milan untuk Redam Como
“Mereka berdua melambangkan apa yang saya rasakan dulu: keseimbangan antara kekuatan, disiplin, dan ambisi,” pungkasnya.
Bagi Marcel Desailly, AC Milan bukan hanya klub yang memberinya gelar dan kejayaan, tetapi rumah yang mengubahnya menjadi gelandang elegan kelas dunia.