Marcel Desailly: AC Milan Mengubah Saya dari Bek Menjadi Gelandang Terbaik Dunia

Marcel Desailly
Marcel Desailly Foto: Tangkapan layar Instagram@marceldesaillyofficial
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Legenda Prancis Marcel Desailly mengenang masa-masa keemasannya bersama AC Milan, klub yang mengubah kariernya dari seorang bek menjadi salah satu gelandang terbaik dunia.

Dalam wawancara panjang bersama L’Ultimo Uomo, Desailly berbicara dengan penuh nostalgia — tentang era emas Serie A, sosok Silvio Berlusconi, magis San Siro, hingga pemain modern yang paling mengingatkannya pada dirinya sendiri.

Desailly mengaku bahwa kepindahannya ke Milan menjadi titik balik dalam kariernya yang membuatnya menjadi salah satu gelandang terbaik di dunia.

Baca Juga:Luiso Minta AS Roma Waspadai Pio Esposito: Ia Striker Langka di Serie ADalmat: "Inter Milan Era Ronaldo Seperti Zona Perang, Ada Klan Argentina, Prancis dan Italia"

“Italia memberi saya segalanya. Di Marseille, saya masih muda dan baru mulai menapaki karier, tapi di Milan, semua bintang seolah berpihak pada saya,” ujar Desailly.

“Dalam sistem 4-4-2 yang agresif saat itu, saya cocok bermain bersama Albertini atau kadang Boban,” lanjutnya.

“Serie A dan Milan memberi saya fondasi untuk menjadi pemain top selama tiga tahun — periode di mana saya dianggap salah satu gelandang terbaik dunia,” tambahnya.

Menariknya, Desailly mengaku bahwa posisi gelandang bukanlah peran aslinya.

“Sebenarnya saya adalah seorang bek. Namun Milan banyak bereksperimen secara taktis, dan di sanalah saya belajar bermain di level tertinggi,” ungkapnya.

Desailly kemudian menggambarkan Serie A di tahun 1990-an sebagai “surga sepak bola”, sebuah liga yang mempertemukan taktik, teknik, dan mentalitas juara.

“Serie A saat itu benar-benar luar biasa. Setiap pekan seperti bermain di final Eropa,” katanya.

“Tidak ada pertandingan yang mudah. Setiap klub punya identitas dan pemain hebat. Ketika saya bilang Serie A adalah liga terbaik dunia, itu bukan nostalgia — itu fakta,” tegasnya.

Baca Juga:Giovanni Bia: Guardiola Tertarik pada Cambiaso karena Mirip Paolo MaldiniYildiz Jadi Second Striker, Tudor Gunakan Taktik Lawan AC Milan untuk Redam Como

Ia kemudian membandingkan pengalamannya di Inggris bersama Chelsea yang levelnya masih di bawah Serie A.

“Ketika pindah ke Inggris, hidup saya memang lebih nyaman. Masyarakatnya lebih terbuka, bahasanya lebih mudah, tetapi dari sisi permainan dan organisasi, levelnya tidak sama. Italia memberi struktur dan detail; Inggris lebih ke semangat dan kecepatan,” paparnya.

0 Komentar