RADARTASIK.ID — Jurnalis Italia Massimo Callegari menilai pelatih Igor Tudor sedang terbelenggu oleh sejarah Juventus yang menuntut kemenangan, menjelang laga penting melawan Como.
Dalam analisanya untuk Calciomercato, Callegari menulis bahwa Tudor harus menemukan kembali jati diri di tengah skuad yang rapuh agar tak mengikuti nasib buruk Thiago Motta.
Juventus sempat menunjukkan kebangkitan di awal musim, namun kini mulai rapuh usai gagal meraih kemenangan dalam lima laga terakhir.
Baca Juga:Luiso Minta AS Roma Waspadai Pio Esposito: Ia Striker Langka di Serie ADalmat: "Inter Milan Era Ronaldo Seperti Zona Perang, Ada Klan Argentina, Prancis dan Italia"
Rentetan hasil imbang itu menunjukkan Juve tak punya pemimpin karismatik, keterbatasan teknis di lini pertahanan dan tengah, serta lini serang yang tak konsisten.
Kondisi itu diperparah cedera Bremer, yang menjadi simbol hilangnya fondasi kekokohan di lini belakang.
Meski Tudor berhasil membangkitkan semangat bertarung anak asuhnya di lapangan, stamina mereka kurang mendukung taktiknya.
Thuram kesulitan mempertahankan performa penuh selama 90 menit dan sistem permainan rawan runtuh.
Callegari melihat klub yang dibebani tuntutan sejarah ingin selalu menang , tetapi materi pemain saat ini belum memadai untuk menanggung ekspektasi tersebut.
Jelang laga tandang menghadapi Como, Tudor wajib membuktikan diri sebagai pelatih yang yang bisa bertahan di level atas.
Sayangnya, ia harus bekerja di bawah batasan finansial dan teknis, tanpa rencana pembangunan tim yang benar-benar matang.
Baca Juga:Giovanni Bia: Guardiola Tertarik pada Cambiaso karena Mirip Paolo MaldiniYildiz Jadi Second Striker, Tudor Gunakan Taktik Lawan AC Milan untuk Redam Como
Callegari merasa saat ini belum ada departemen yang benar-benar dapat diandalkan Tudor.
Pertahanan kehilangan stabilitas, opsi penyerang tengah belum jelas, dan lini tengah kekurangan kualitas serta upaya menghidupkan kembali Koopmeiners belum membuahkan hasil.
Pilihan kontroversial Tudor dengan menempatkan Kalulu sebagai bek sayap bukti dirinya harus menerima kondisi yang ada, tapi juga menimbulkan masalah baru.
Taktik Juve saat ini kurang mendukung penyerang dan kreativitas permainan yang bertumpu pada intuisi Yildiz dan Conceição.
Di lini depan, Openda disebut sebagai opsi taktis menarik jika dipasang bukan sebagai penyerang tunggal, melainkan penyerang kedua yang menyerang dari dalam.
Di Lens ia berkembang sebagai pemain pendukung yang efektif di ruang terbuka, namun kurang ideal melawan pertahanan rapat.