“Bentuk takzim dan takrim terhadap guru itu berbeda-beda. Di Jawa Barat dan Jawa Timur punya kekhasan tersendiri. Jangan disamaratakan,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa kemakmuran yang dimiliki sebagian kiai bukanlah hasil eksploitasi, melainkan bentuk penghargaan dari para alumni.
“Kalaupun ada kiai yang terlihat hidup berkecukupan, itu karena hadiah dari para donatur atau santri yang sudah sukses. Tayangan yang menyoroti hal itu secara negatif jelas menyakiti kami,” ujarnya.
Aminudin menutup dengan pesan bahwa inti kehidupan pesantren adalah keikhlasan.
Baca Juga:Tayangan Tentang Ponpes Lirboyo Mengundang Gelombang Protes Kalangan Santri di PriatimAnggota DPRD Jawa Barat Diadukan Menghilangkan Mobil Hasil Penggelapan!
“Santri yang tidak memberi apa pun juga tidak masalah. Sedekah kepada kiai bukan kewajiban, tapi ladang pahala. Kiai pun tidak pernah menuntut, karena semua dilakukan dengan niat ibadah,” katanya. (Ayu Sabrina)