Di sisi lain, guru juga mulai menyuarakan keprihatinan atas kondisi tersebut. Beberapa di antaranya mengaku sudah lama tidak menerima pembayaran, sementara kegiatan pembelajaran terus berjalan.
“Kami hanya ingin hak kami dibayarkan. Kalau dana dari siswa memang sudah ada, seharusnya bisa dikelola dengan baik,” ujar salah seorang guru.
Ketiadaan fasilitas praktik membuat siswa sulit mengikuti pembelajaran kejuruan secara maksimal. Guru pun kesulitan melaksanakan kegiatan tambahan yang memerlukan biaya.
Baca Juga:Tayangan Tentang Ponpes Lirboyo Mengundang Gelombang Protes Kalangan Santri di PriatimAnggota DPRD Jawa Barat Diadukan Menghilangkan Mobil Hasil Penggelapan!
“Kami berharap pengelolaan sekolah lebih terbuka, supaya kegiatan belajar bisa kembali normal,” ucap salah satu warga sekolah.
Hingga kini, pihak kepala sekolah maupun ketua yayasan belum memberikan keterangan resmi. Radar Tasikmalaya sempat mencoba mengonfirmasi masalah ini kepada pihak sekolah dengan menghubungi Wakasek kesiswaan melalui panggilan telepon dan Whatsapp. Namun tidak mendapat tanggapan. (ays/ujg)
