Sinergi Cegah Pernikahan Anak di Kabupaten Tasikmalaya, IPB University Luncurkan Program SIAGA DINI

Cegah Pernikahan Anak di Kabupaten Tasikmalaya
IPB University meluncurkan program SIAGA DINI untuk Kualitas Keluarga dan Tumbuh Kembang Anak di Kabupaten Tasikmalaya melalui kegiatan Dosen Pulang Kampung (Dospulkam), Selasa 14 Oktober 2025. (Radika Robi Ramdani / Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Menyikapi tingginya angka pernikahan anak di Kabupaten Tasikmalaya, IPB University meluncurkan program SIAGA DINI yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas keluarga dan tumbuh kembang anak di wilayah tersebut.

Program ini diluncurkan melalui kegiatan Dosen Pulang Kampung (Dospulkam), yang dipimpin oleh Dr Tin Herawati SP MSi.

Acara ini berlangsung pada 14-15 Oktober 2025 dan merupakan hasil kolaborasi antara Direktorat Pengembangan Masyarakat Agromaritim IPB, Departemen Ilmu Keluarga dan Konsumen IPB, serta Puspaga Bundaku Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga:Dinas PUTRLH Kabupaten Tasikmalaya Gerak Cepat Lakukan Perbaikan di Ruas Jalan Salopa-ManonjayaPastikan Tenaga Kerja Terlindungi Jaminan Sosial, Anggota DPRD Jabar Arip Rachman Sosialisasi Peraturan Daerah

Kegiatan ini dilaksanakan di Puspaga Bundaku Kabupaten Tasikmalaya, dengan fokus pada penguatan kapasitas keluarga yang menikah pada usia anak demi meningkatkan kualitas keluarga dan perkembangan anak.

Menurut Dr Tin Herawati, Ketua Tim Kegiatan, Kabupaten Tasikmalaya memiliki jumlah dispensasi nikah tertinggi di Jawa Barat, dengan 514 kasus pada tahun 2024.

Kata dia, tingginya angka pernikahan anak tersebut juga berbanding lurus dengan tingginya tingkat perceraian di daerah ini.

“Kabupaten Tasikmalaya tercatat sebagai wilayah dengan dispensasi nikah tertinggi di Jawa Barat pada tahun 2024, dengan 514 kasus. Angka pernikahan anak yang tinggi ini juga berimbas pada tingginya angka perceraian,” ungkap Dr Tin.

Data dari BPS Kabupaten Tasikmalaya menunjukkan, pada tahun 2023, angka perceraian di daerah ini mencapai 4.385 kasus, terdiri dari 3.302 kasus gugat cerai dan 1.083 kasus talak.

Tidak hanya perceraian, pernikahan anak juga memicu masalah serius dalam tumbuh kembang anak akibat rendahnya kualitas pengasuhan.

Program SIAGA DINI hadir untuk mengatasi masalah tersebut, yakni minimnya kesiapan mental, emosional, dan pengetahuan pengasuhan pada pasangan yang menikah pada usia anak.

Baca Juga:Tak Bisa Hanya Fokus Jalan, Komisi III Sentil Bupati Tasikmalaya: Jangan Lupakan Pelayanan Dasar Lainnya!HTN 2025, Petani Masih Jadi Tulang Punggung Tapi Terpinggirkan: Pemda Harus Bergerak!

Dr Tin menjelaskan, kondisi ini dapat menghambat perkembangan anak dan meningkatkan kerentanannya dalam kehidupan rumah tangga.

Program ini menggunakan metode Training on Trainers (ToT) yang melibatkan 10 kader dari Stopan Jabar untuk mendapatkan pelatihan intensif selama dua sesi.

Setelah pelatihan, para kader ini diharapkan dapat menyebarkan pengetahuan kepada minimal lima keluarga terdekat mereka, sehingga akan ada sekitar 50 keluarga yang menikah pada usia anak di Kabupaten Tasikmalaya yang mendapat edukasi dan pendampingan.

0 Komentar