TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Proses penjaringan calon kepala dinas di lingkungan Pemerintah Kota Tasikmalaya terus berjalan. Tahap wawancara bagi 20 peserta dari empat OPD sudah rampung digelar. Kini, muncul beragam pandangan dari kalangan akademisi dan para ASN yang ikut dalam seleksi tersebut.
Beberapa peserta yang ikut tahapan wawancara bahkan ada yang sudah pasrah duluan sebelum hasil diumumkan. Kurang percaya diri dengan kemampuannya.
“Jujur, saya sudah hopeles. Saya tahu diri, mungkin bukan yang dijagokan. Tapi setidaknya sudah ikut berproses dan memberikan yang terbaik. Minimal saya tahu, saya masuk box talent dan potensial,” seloroh salah satu peserta yang enggan namanya disebut.
Baca Juga:Masuk PNS Berprestasi Jabar, Dua ASN Kota Tasikmalaya Diuji Para Dosen Kampus TernamaKetua DPD Gerindra H Amir Mahpud Bersyukur Tokoh Jawa Barat Diangkat Jadi Wamendagri!
Sedangkan peserta lainnya mengaku masih bersabar menanti hasil akhir. Meski begitu dirinya kini tengah harap-harap cemas.
“Ya deg-degan juga. Semua sudah tampil maksimal, sekarang tinggal menunggu hasil. Tapi saya pribadi realistis saja,” peserta lain.
Terpisah, akademisi sekaligus pengamat pemerintahan, Asep M Tamam, menilai format seleksi dengan melibatkan tim independen dari unsur akademisi merupakan langkah maju dalam sistem manajemen talenta ASN.
“Saya melihat ini hal yang baru dan positif. Dengan adanya penilai dari luar istana, seperti para profesor yang kredibilitasnya teruji, peluang munculnya pro kontra bisa diminimalisir. Mereka berintegritas dan objektif,” ujarnya kepada Radar, Minggu (12/10/2025).
Menurutnya, kehadiran tim independen justru dapat melindungi pemerintah dari tudingan subjektivitas dalam menentukan pejabat tinggi pratama.
“Siapa pun yang nanti terpilih, tanggung jawab moralnya sudah lepas dari Pemkot. Karena prosesnya dilakukan oleh pihak yang profesional,” katanya.
Dosen salahsatu kampus di Tasikmalaya ini berharap tim bekerja efektif dan efisien, tanpa terburu-buru namun juga tidak berlarut-larut.
Baca Juga:Jenderal Asal Tasikmalaya Diangkat Jadi Wakil Menteri Dalam NegeriGP Ansor Jawa Barat Sebut Sapoe Sarebu Jadi Program Paling Aneh!
“Kekosongan jabatan sudah cukup lama. Jadi harus bergegas, tapi jangan grusa-grusu. Hasilnya nanti semoga bisa lebih baik dan diterima semua pihak,” imbuhnya.
Ia menilai, pelibatan akademisi seperti Prof Kartawan, Prof Deden, dan Prof Deddy merupakan langkah strategis yang dapat meningkatkan objektivitas penilaian.
“Saya percaya Prof Kartawan, beliau selalu dipercaya karena integritasnya teruji. Sekarang terlihat prosesnya lebih tenang, tidak ada tekanan politik. Publik tinggal menunggu hasil akhir dan berikan kepercayaan,” ujarnya.