PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Suasana di RSUD Pandega Pangandaran sempat memanas pada Rabu, 8 Oktober 2025, ketika puluhan warga nelayan mendatangi rumah sakit tersebut.
Kedatangan mereka dipicu oleh dugaan lambannya penanganan terhadap seorang pasien bernama Isra (45), warga Dusun Tagog, Desa Babakan, Kecamatan Pangandaran, yang meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan pada Selasa, 7 Oktober 2025.
Menurut keterangan para nelayan, korban sempat dibawa ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pandega, namun diduga tidak segera mendapatkan penanganan medis.
Baca Juga:Kisah Mbak Devi dari Subang dengan MbasiticomJembatan Bambu di Purbahayu Rusak Lumpuhkan Akses Warga, Pemkab Pangandaran Diminta Turun Tangan
Hal inilah yang kemudian memicu kemarahan rekan-rekan korban, yang merasa pelayanan rumah sakit tidak sesuai dengan prosedur darurat.
Salah satu rekan korban, Dede Sunardi (50), menyampaikan, pihaknya sangat kecewa atas sikap tenaga medis yang dinilai lamban dalam menangani rekannya.
Ia mengungkapkan, seharusnya pasien langsung mendapatkan tindakan medis seperti pemeriksaan rontgen, bukan justru diminta menyelesaikan urusan administrasi terlebih dahulu.
”Dengan naifnya tidak ada penanganan saat di IGD,” ungkapnya.
Karena rasa kecewa itu, sekitar 70 nelayan memutuskan untuk datang langsung ke RSUD Pandega Pangandaran guna meminta penjelasan.
Dalam pertemuan dengan manajemen rumah sakit, para nelayan Pangandaran mengaku hanya mendapat permintaan maaf dan janji bahwa pihak RSUD akan bertakziah ke rumah duka.
Dede berharap kejadian serupa tidak terulang lagi.
Ia menekankan, setiap pasien—terutama dalam kondisi darurat—harus segera mendapatkan pertolongan medis tanpa harus terhambat urusan administrasi.
Baca Juga:Jembatan Gantung Desa Pajaten Ambruk, Pemkab Pangandaran Tak Pernah Dilibatkan, Tahu-Tahu Sudah RusakCegah Kasus Keracunan Massal di Pangandaran, Polisi Terapkan Rapid Test Menu Makan Bergizi Gratis
Menurutnya, warga Pangandaran pun berhak atas pelayanan kesehatan yang cepat dan layak.
Menanggapi hal tersebut, Kepala Bagian Tata Usaha RSUD Pandega Pangandaran, Yopi Maulana Abdillah, menyampaikan permohonan maaf atas kejadian tersebut.
Ia mengatakan, pihak rumah sakit turut berbelasungkawa atas meninggalnya pasien dan memahami rasa tidak puas yang disampaikan para nelayan.
Yopi menjelaskan, secara medis, pihak rumah sakit sebenarnya bisa memberikan penjelasan atas situasi yang terjadi.
Namun, ia menegaskan bahwa secara pribadi maupun kelembagaan, manajemen RSUD Pandega menyesali peristiwa itu dan berkomitmen untuk melakukan evaluasi menyeluruh.
Pihak rumah sakit, kata Yopi, akan mengonfirmasi dan meminta keterangan dari petugas yang menangani pasien pada saat kejadian.