“Oleh karena pola pengelolaannya swakelola diharapkan sekolah bersama tim P2SP bisa melaksanakan menuntaskan program revitalisasi dengan baik sesuai regulasi yang berlaku,” terang Ahmad.
Menurutnya, proses renovasi harus dimulai dari perencanaan yang baik. Kemudian, pelaksanaan kegiatan juga harus sesuai dengan perencanaan, serta pelaporan sesuai dengan apa yang diharuskan.
“Disamping itu harapan kita melibatkan potensi sekitar. Setelah usai program diharapkan bisa meningkatkan mutu dan layanan pendidikan dengan lebih baik sehingga betul-betul membawa kemajuan dan perkembangan pendidikan,” harapnya.
Baca Juga:Jenderal Asal Tasikmalaya Diangkat Jadi Wakil Menteri Dalam NegeriGP Ansor Jawa Barat Sebut Sapoe Sarebu Jadi Program Paling Aneh!
Pada gilirannya nanti, kata dia, renovasi bangunan sekolah akan membawa kemajuan dan perkembangan bangsa ke arah lebih baik. Khususnya target bonus demografi di tahun 2045 nanti bisa tercapai.
Dia menerangkan, program revitalisasi sekolah adalah program pemerintah untuk merehabilitasi dan membangun sarana prasarana pendidikan yang berkualitas. Untuk item yang akan di revitalisasi terdiri dari ruang kelas, perpustakaan, WC, UKS, ruang guru dan kepala sekolah serta sarana ibadah.
“Besar anggaran tiap sekolah berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kerusakan sekolah yang didasarkan pada nilai hasil kerusakan di Dinas PUPR,” tambah dia.
Terpisah, Bupati Tasikmalaya H Cecep Nurul Yakin mengatakan anggaran revitalisasi 53 SD tersebut berasal dari APBD sebesar Rp 45,7 miliar.
“Sesuai dengan fokus kita dua tahun kedepan, ruang kelas menjadi fokus untuk pembangunan infrastruktur pendidikan di Kabupaten Tasikmalaya,” paparnya. (Diki Setiawan)