Padahal keduanya sejauh ini menjadi elemen penting dalam pola serangan Juventus.
Yildiz dengan kemampuan menciptakan peluang dari ruang sempit, dan Conceição dengan kecepatan serta ketajamannya di sisi sayap.
Mengorbankan keduanya bisa berarti kehilangan bagian penting dari imajinasi dan spontanitas di area final.
Baca Juga:Nesta Akui Ronaldo Satu-satunya Pemain yang Membuatnya Tak Berdaya: “Dia Mempermainkan Saya Habis-habisan”Siapa Noah Atubolu? Kiper Incaran Inter dan AC Milan yang Jago Tahan Tendangan Penalti
Apalagi Yildiz tengah diproyeksikan menjadi simbol masa depan klub, sementara Conceição baru saja menunjukkan performa impresif sejak didatangkan dengan total biaya sekitar €39 juta.
Alternatif lain seperti 3-4-3 atau bahkan 4-3-3 juga tengah diuji, tapi hasilnya belum meyakinkan.
Setiap formasi menimbulkan kompromi baru: siapa yang berperan di mana, dan siapa yang harus dikorbankan.
Pada akhirnya, Juventus justru terlihat seperti tim yang belum menemukan identitas menyerangnya.
Tudor kini menghadapi dilema yang lebih besar: bagaimana menemukan keseimbangan tanpa kehilangan hasil. Sebab di Juventus, hanya satu hal yang dihargai, kemenangan.
Dan jika eksperimennya gagal kembali pada pekan ini, bukan tak mungkin manajemen akan mencari sosok lain yang bisa memberi arah lebih pasti.
Karena di Turin, pelatih tidak dinilai dari kerja kerasnya, melainkan dari trofi yang ia menangkan dan Tudor tahu waktu dan sudah mulai menipis.