GARUT, RADARTASIK.ID – Titik kemacetan di kawasan lampu merah Maktal Kabupaten Garut kembali menjadi sorotan.
Persimpangan yang menghubungkan beberapa jalur utama di Kabupaten Garut ini hampir setiap hari dipadati kendaraan, terutama pada jam sibuk.
Menyadari situasi macet parah di Maktal yang kian mengganggu mobilitas warga, Pemerintah Kabupaten Garut tengah menyiapkan rencana pembangunan jalan alternatif baru untuk mengurai kepadatan tersebut.
Baca Juga:CFD Garut Mati Suri, Pemerintah Janji Hidupkan Lagi Lewat Jalan Baru Ibrahim Adjie?Angka Pengangguran di Garut Ditargetkan Turun Jadi 6,7 Persen Tahun 2025, Bagaimana Caranya?
Kawasan Maktal dikenal sebagai pertemuan empat arah utama, yakni Jalan Raya Bayongbong, Jalan Cimanuk, Jalan Papandayan, dan Jalan Pembangunan menuju RSU dr Slamet.
Kombinasi arus lalu lintas dari berbagai penjuru ini membuat Maktal menjadi ”titik leher botol” yang sulit diurai.
Menurut Kepala Dinas Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Garut, Agus Ismail, Maktal merupakan sumber utama kemacetan di pusat kota.
Ia menjelaskan, ketika lampu merah Maktal padat, antrean kendaraan bisa menjalar jauh hingga kawasan Muara Sanding.
Kondisi ini terjadi hampir setiap hari, terutama dari arah Cikajang dan Samarang, karena tidak ada jalur alternatif yang memadai di sisi selatan Garut.
Untuk memecahkan masalah tersebut, Pemkab Garut kini menyiapkan rencana pembangunan jalan alternatif baru yang akan menghubungkan Hampor–Munjul–Padarek–Gandasari.
Jalur ini diharapkan mampu mengurangi tekanan lalu lintas di sekitar Maktal dengan membuka akses baru bagi kendaraan yang datang dari arah selatan dan barat Garut.
Baca Juga:Viral Jalan Mengelupas di Kabupaten Garut, Begini Penjelasan Aparat PemerintahanKebakaran di Kabupaten Garut Capai 129 Kasus, Damkar Latih Warga Padamkan Api Pakai Handuk Basah
”Ini (kepadatan kendaraan) harus dicarikan solusi untuk bagaimana memecah supaya akses kendaraan semua bertumbuk di Maktal,” katanya, Selasa, 7 Oktober 2025.
Agus menuturkan, sejauh ini kajian awal sudah dilakukan, namun proyek ini masih memerlukan waktu panjang untuk bisa direalisasikan.
Salah satu tantangan terbesar adalah pembebasan lahan, yang membutuhkan proses administrasi dan koordinasi dengan warga.
Meski demikian, pihaknya menegaskan bahwa langkah ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang untuk menata ulang sistem transportasi perkotaan Garut.
Selama ini, satu-satunya jalur alternatif dari arah Tasikmalaya menuju Jalan Raya Bayongbong adalah Jalan Genteng, yang tembus ke kawasan Munjul.