TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Pemerintah Kota Tasikmalaya mulai melaksanakan sesi wawancara bagi calon pejabat eselon II yang setingkat kepala dinas, Senin (6/10/2025).
Selain diwawancarai komite talenta dari pejabat internal pemkot, para kandidat calon kepala dinas (kadis) dihadapkan dengan akademisi bergelar profesor dalam proses tersebut.
Pelaksanaan penjaringan ini difokuskan untuk mengisi posisi pimpinan 4 Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang saat ini kosong, yakni Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP), Kepala Dinas Koperasi UMKM Perindustrian dan Perdagangan (Kadis KUMKM Perindag), Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dan Dinas Kesehatan (Dinkes)
Baca Juga:PB IGOCIS Resmi Berdiri, Kecamatan Cisayong Miliki Sekolah Bulu Tangkis PertamaIni Sikap Wali Kota Tasikmalaya soal Dugaan Dua Pejabat ASN yang Punya Dapur MBG!
Pelaksanaan wawancara berlangsung di Kantor BKPSDM Kota Tasikmalaya dan diikuti oleh masing-masing lima peserta dari tiap posisi jabatan.
Tim penguji terdiri dari unsur akademisi independen, yakni Prof Kartawan, Prof Deden, dan Prof Deddy yang dilibatkan untuk menjaga objektivitas penilaian.
Sekretaris Daerah Kota Tasikmalaya H Asep Goparullah mengatakan sesi wawancara ini menjadi bagian penting dari proses penjaringan calon pejabat tinggi pratama.
Tujuannya untuk menilai kemampuan komunikasi, inovasi, serta komitmen integritas para kandidat.
“Semoga hasil wawancara ini menjadi gambaran sejauh mana kemampuan peserta dari sisi komunikasi, inovasi, komitmen kerja, dan integritas. Nanti para profesor dari akademisi akan memberikan penilaian objektif untuk kami sampaikan ke wali kota,” ujar Asep disela pengujian.
Dijelaskannya, penjaringan untuk jabatan kosong masing-masing diikuti oleh 5 kandidat yang nantinya dipilih 3 terbaik dari mereka. Selanjutnya 3 nama tersebut akan diajukan kepada Wali Kota Tasikmalaya untuk dipertimbangkan menjadi calon kepala OPD.
“Wawancara ini bagian yang tak terpisahkan dari penilaian lainnya. Kita ingin tahu kemampuan verbal, komunikasi, dan cara mereka mengambil keputusan. Karena pintar saja tidak cukup, seorang pemimpin harus punya integritas dan komitmen dalam bekerja,” jelasnya.
Baca Juga:Pemkot Tasikmalaya Dalami Pejabat ASN yang Diduga Punya Proyek Dapur MBG!Memperingati Hari Berkabung Nasional 30 September, Pemasangan Bendera Setengah Tiang di Tasikmalaya Tak Kompak
Asep menegaskan pelibatan akademisi sebagai penguji dilakukan agar proses seleksi berjalan netral dan profesional. Pasalnya, ketika proses wawncara hanya dilakukan oleh pejabat eselon II internal Pemkot, ada potensi penilaian yang tidak objektif.
“Kalau hanya komite talenta yang semuanya pejabat tinggi pratama, khawatir kurang netral. Maka kami hadirkan profesor dari luar agar hasilnya lebih objektif,” ujarnya.