RADARTASIK.ID – Pertandingan di Allianz Stadium antara Juventus dan AC Milan mungkin tidak menyuguhkan permainan yang spektakuler, namun tetap sarat tensi dan taktik.
Kedua tim bermain hati-hati, lebih fokus menghindari kebobolan ketimbang tampil menyerang terbuka.
Meski begitu, Jurnalis Italia, Andrea Longoni merasa Milan sebenarnya memiliki sejumlah peluang emas untuk mencuri kemenangan.
Baca Juga:Inter Bakal Diuji AS Roma dan Napoli, Bergomi: Kami Punya Garis Pertahanan Sepanjang 5 MeterIngatkan Momen Piala Dunia 1982, Pelatih Palestina Minta Warga Italia Heningkan Cipta Saat Lawan Israel
Ia mengungkapkan selain penyelamatan gemilang Mike Maignan atas peluang Gatti, Rossoneri juga menciptakan beberapa situasi berbahaya.
Seperti sundulan Santiago Gimenez yang tipis melebar, penalti Christian Pulisic yang gagal dieksekusi dengan baik, serta dua peluang besar yang disia-siakan Rafael Leao.
Dengan sedikit ketajaman ekstra di lini depan, Milan seharusnya bisa membawa pulang tiga poin dari Turin.
Sisi positif dari hasil imbang ini adalah clean sheet yang kembali dicatatkan oleh lini pertahanan Milan.
Dan jika menilik jadwal berat menghadapi Napoli serta Juventus, empat poin dari dua laga itu bukanlah hasil buruk.
Gimenez menunjukkan peningkatan performa, mampu bermain lebih kolektif, bahkan sukses memancing pelanggaran yang berbuah penalti.
Namun, sorotan utama tetap tertuju pada Rafael Leao yang datang dari bangku cadangan.
Baca Juga:AS Roma di Puncak Klasemen, Gasperini: Masih Ada yang Menganggap Kami Bukan Penantang ScudettoAlessandro Florenzi: Scudetto AC Milan Terjadi Karena Kesalahan Inter
Winger Portugal itu kembali ditempatkan sebagai penyerang tengah dalam skema Massimiliano Allegri, eksperimen yang menimbulkan perdebatan di kalangan pengamat.
Namun, Longoni menilai Leao belum menunjukkan karakter seorang striker pemilik nomor 9 sejati.
“Saya sudah ragu sejak musim panas, dan setelah laga kemarin, keraguan itu justru semakin kuat,” tulis Longoni dalam editorialnya di Calciomercato.
“Seorang penyerang tengah tidak boleh membuang dua peluang seperti itu. Setidaknya satu harus berbuah gol. Namun Leao gagal pada keduanya,” lanjutnya.
Menurut Longoni, posisi ujung tombak menuntut naluri pembunuh di depan gawang—sesuatu yang belum dimiliki Leao.
“Untuk menjadi nomor 9, dia harus belajar lebih agresif, lebih haus gol, dan tidak puas hanya dengan permainan indah,” tambahnya.
Eksperimen Allegri memainkan Leao sebagai striker tengah memang membuka wacana baru dalam taktik Milan meski hasilnya sejauh ini belum meyakinkan.