RADARTASIK.ID – Angka kecelakaan kerja di Indonesia masih menjadi perhatian serius pemerintah.
Menteri Ketenagakerjaan RI, Yassierli, mengungkapkan, berdasarkan data BPJS Ketenagakerjaan, sepanjang tahun 2024 tercatat sebanyak 141 ribu kasus kecelakaan kerja.
Kondisi ini menunjukkan bahwa masih banyak lingkungan kerja yang rentan terhadap risiko kecelakaan.
Baca Juga:Kisah Mbak Devi dari Subang dengan MbasiticomNocturnity Riding Bandung: 30 Rider Honda Vario Menikmati Night Ride, Komunitas Kian Solid
Menyikapi hal tersebut, pemerintah terus memperkuat sinergi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk serikat pekerja dan BPJS Ketenagakerjaan, guna meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
Saat membuka Workshop K3 yang digelar oleh BPJS Ketenagakerjaan di Jakarta pada 23 September 2025, Menaker menekankan bahwa pekerjaan rumah dalam penerapan K3 masih besar dan perlu dukungan semua pihak.
Dalam kegiatan yang dihadiri sekitar 300 perwakilan serikat pekerja dan serikat buruh tersebut, Yassierli berharap para peserta dapat menjadi agen perubahan di lingkungan kerja masing-masing.
Ia juga menilai bahwa para pimpinan perusahaan perlu menempatkan pekerja sebagai aset utama serta memberi ruang partisipasi lebih luas dalam penerapan dan penguatan budaya K3.
Ketua Umum KSPSI, Jumhur Hidayat, yang turut hadir dalam kegiatan itu, menyampaikan, penerapan K3 tidak sekadar persoalan teknis, tetapi juga mencerminkan tingkat peradaban suatu bangsa.
Ia menilai, peningkatan budaya K3 merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah atau BPJS Ketenagakerjaan semata.
Sementara itu, Direktur Utama BPJS Ketenagakerjaan, Pramudya Iriawan Buntoro, menegaskan komitmen lembaganya dalam mendukung program pemerintah untuk memberikan perlindungan dan rasa aman bagi pekerja.
Baca Juga:Aplikasi JMO BPJS Ketenagakerjaan Mempermudah Akses dan Klaim JHT bagi PekerjaRatusan Bikers Berkumpul di Cikarang, PHOKI Gelar Anniversary ke-6 Penuh Keakraban
Ia menjelaskan, selama ini BPJS Ketenagakerjaan banyak berperan dalam aspek kuratif dan rehabilitatif pascakecelakaan kerja.
Namun, melalui sinergi dengan pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya, pihaknya kini berupaya memperkuat aspek promotif dan preventif agar pencegahan, penanganan, dan pemulihan dapat berjalan dalam satu siklus yang saling melengkapi.
Direktur Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan, Roswita Nilakurnia, melaporkan, selama tahun 2025 pihaknya telah melaksanakan berbagai kegiatan untuk memperkuat budaya K3.
Beberapa di antaranya adalah program Perusahaan Sadar (Pasar) Budaya K3, yang berfokus pada intervensi terhadap perencanaan dan penerapan K3 di perusahaan peserta.
Selain itu, BPJS Ketenagakerjaan juga menyelenggarakan Pelatihan K3 Rumah Sakit di Surabaya, Bali, dan Jakarta pada bulan Agustus, serta mengadakan seminar bertema Mental Health and Healthy Lifestyle yang diikuti oleh lebih dari 250 pekerja generasi muda.