PANGANDARAN, RADARTASIK.ID – Jembatan gantung bagi pejalan kaki di Desa Pajaten, Kecamatan Sidamulih, Kabupaten Pangandaran, ambruk dan langsung diberi garis polisi.
Aparat dari Polsek Sidamulih dan Satuan Reskrim Polres Pangandaran, bersama perangkat desa, telah mendatangi lokasi di Dusun Nengklok untuk memeriksa kondisi konstruksi serta memastikan area kejadian aman bagi warga.
Peristiwa ini menjadi perhatian karena jembatan gantung Pajaten sehari-hari dipakai warga, termasuk pelajar sekolah dasar dan menengah.
Baca Juga:Guru Madrasah Swasta di Kabupaten Pangandaran Minta Diakomodir Jadi PPPK, Apakah DPRD Peduli?Gelap Lagi-Gelap Lagi! Rp 750 Juta Tiap Bulan, Tapi Lampu Jalan Pantai Pangandaran Masih Sering Padam
Sejak hari kejadian, Sabtu, 4 Oktober 2025, tim kepolisian bersama pemangku kepentingan terkait melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) di titik jembatan gantung Pajaten yang ambruk.
Petugas juga mengecek kondisi korban di Puskesmas Cikembulan sebagai bagian dari rangkaian penanganan awal.
Proses identifikasi awal di lokasi telah dilakukan dan pihak kepolisian menyatakan langkah-langkah lanjutan tengah dipersiapkan untuk mengusut penyebab ambruknya jembatan di Pangandaran.
Sekretaris Desa Pajaten, Dedi Heryadi, menjelaskan, jembatan gantung tersebut dibangun pada awal hingga akhir Agustus 2025.
Namun, besaran anggaran yang bersumber dari program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) belum diketahui di tingkat desa.
Di sisi lain, dia menilai kualitas material jembatan sebelumnya belum memadai, sehingga berharap perbaikan dilakukan dengan standar yang lebih baik agar insiden serupa tidak terulang.
”Kualitas jembatan gantung saat ini tidak cukup bagus,” ungkapnya kepada wartawan, Senin, 6 Oktober 2025.
Baca Juga:Baru Dibangun, Jembatan Penyeberangan di Pangandaran Ambruk, Para Siswa di Sidamulih Tercebur ke SungaiPeringatan Hari Jadi Pangandaran Ditargetkan Dongkrak Kunjungan Wisatawan
Selama ini, jembatan gantung di Pajaten menjadi penghubung penting bagi warga, terutama pelajar SD dan SMP yang setiap hari melintas menuju sekolah.
Putusnya akses menambah jarak tempuh dan berpotensi mengganggu aktivitas belajar.
Warga berharap penanganan darurat dan rekonstruksi bisa segera diputuskan agar mobilitas kembali normal.
Pelaksana Tugas (Plt) Humas Polres Pangandaran, Aiptu Yusdiana, menerangkan, penyelidikan oleh Sat Reskrim dilakukan dengan memprioritaskan keselamatan warga, pengamanan lokasi, dan penelusuran faktor teknis yang menyebabkan struktur jembatan gagal.
Hasil olah TKP di Dusun Nengklok akan menjadi dasar penegakan langkah berikutnya, mulai dari evaluasi desain dan material hingga penelusuran administratif terkait proses pembangunan. (Deni Nurdiansah)