GARUT, RADARTASIK.ID – Kabupaten Garut kembali menegaskan julukannya sebagai ”Kota Domba” setelah sukses menyabet juara umum dalam Kontes Domba Piala Presiden 2025 yang digelar di Bogor pada 20-21 September 2025.
Kemenangan ini menambah panjang deretan prestasi domba asli Garut yang terkenal dengan keunggulan genetik dan daya tarik ekonominya.
Domba Garut bukan sekadar hewan ternak biasa.
Bagi masyarakat setempat, domba Garut adalah simbol budaya dan kebanggaan daerah.
Baca Juga:CFD Garut Akan Kembali? Pemkab Godok Konsep Baru yang Lebih Pro-UMKM dan Berdampak EkonomiYang Menolong Meninggal, yang Ditolong Selamat: Tragedi di Pantai Karangpapak Kabupaten Garut
Keunikan fisiknya—tanduk melengkung, postur tegap, serta bulu mengilap—membuatnya digemari banyak orang, bahkan hingga ke luar daerah.
Tak heran jika domba Garut sering diikutsertakan dalam berbagai ajang bergengsi, mulai dari adu ketangkasan hingga kontes kecantikan hewan ternak.
Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (Diskanak) Kabupaten Garut, Beni Yoga, menjelaskan, ajang Kontes Domba Piala Presiden 2025 ini diselenggarakan dalam rangka memperingati Hari Bakti Peternakan Nasional.
Ia menuturkan, terdapat lima kategori yang dilombakan, yaitu Raja Kasep, Raja Petet, Raja Pedaging, Raja Bibit, serta Raja Petet Non Poel atau domba muda tanpa tanduk sempurna.
Dalam kontes tersebut, Garut berhasil mendominasi setiap kategori hingga dinobatkan sebagai juara umum nasional.
Hampir seluruh domba asal Garut masuk tiga besar, dengan tiga di antaranya meraih juara pertama.
Selebihnya menempati posisi kedua, ketiga, dan juara harapan.
”Alhamdulilah kita menyabet semua kategori yang dilombakan jadi kita sebagai juara umum,” katanya, Senin, 6 Oktober 2025.
Keberhasilan ini bukan datang begitu saja.
Baca Juga:Kabupaten Garut Bangkitkan Kembali Kejayaan Jaipong Lewat Pasanggiri Jaipong Kreasi Warak Satya IIJalan Rusak Bertahun-tahun, Jalur Pamegatan–Banjarwangi Garut Akhirnya Jadi Prioritas 2026
Pemerintah daerah bersama para peternak telah lama berkomitmen untuk menjaga kemurnian genetik domba Garut agar tidak lepas ke luar daerah.
Strategi ini terbukti efektif karena setiap kali mengikuti kontes, domba Garut selalu mendapat apresiasi tinggi dari juri nasional.
Menurut Beni, kegiatan kontes semacam ini tidak hanya berfungsi sebagai ajang prestise, tetapi juga sebagai upaya pelestarian sumber daya genetik domba Garut.
Lebih jauh, event ini memiliki efek domino terhadap perekonomian masyarakat peternak.
Setelah ajang Piala Presiden, menurut dia, banyak domba Garut yang langsung diburu pembeli dengan harga fantastis.