“Kalau mereka bisa bermain dengan intensitas tinggi dan lebih vertikal, Juventus akan jauh lebih berbahaya. Pemain-pemain seperti Yildiz dan Conceicao sangat mematikan bila diberi ruang,” tambahnya.
Del Piero turut menyoroti peran Manuel Locatelli sebagai satu-satunya pemain yang bisa mengalirkan bola dengan cepat ke depan.
“Locatelli adalah satu-satunya yang punya kecepatan dalam distribusi bola. Tapi kalau Anda menerima bola dengan delapan atau sembilan pemain lawan sudah di depan, peluang mencetak gol jadi mustahil,” terangnya.
Baca Juga:Juventus vs AC Milan Berakhir Imbang, Allegri Disambut Hangat, Rabiot Jadi Sasaran CemoohanJuventus vs AC Milan Berakhir Imbang, Sabatini: Duel Dua Tim yang Takut Kalah
Namun, Del Piero juga mengakui Juventus Tudor kehilangan ciri khas permainan cepat, agresif, dan efektif karena jadwal yang padat.
“Gaya Tudor seharusnya berbasis intensitas tinggi dan tekanan konstan. Tapi kalau itu hilang — entah karena faktor fisik atau jadwal padat — Juventus akan kehilangan daya gigit,” tegasnya.
Menutup komentarnya, Del Piero juga menyinggung bagaimana rival Juventus, AC Milan, membangun skuad dengan lebih cerdas.
“Milan merekrut pemain seperti Luka Modric dan Adrien Rabiot, dua sosok dengan kepribadian dan kehadiran besar di ruang ganti. Mereka memberi rasa percaya diri bagi tim,” pungkasnya.
Menurut Del Piero, perbandingan itu menunjukkan betapa Juventus masih belum tuntas dalam proses peremajaan skuad dan pencarian identitas baru di bawah Tudor.
Ia merasa dibandingkan Milan yang dibangun dengan jelas, Juve masih mencoba menemukan jati diri mereka.
Dengan hasil imbang lawan Milan, Juventus kini tercatat telah bermain seri lima kali dari enam laga terakhir di Serie A.
Baca Juga:Pulisic Gagal Eksekusi Penalti, Allegri: Sudah Kubilang Jangan Menendang dengan Kaki Bagian DalamMedia Italia: Tudor Tugaskan Kenan Yildiz untuk Redam Luka Modric
Tren tersebut, bagi Del Piero, menjadi sinyal bahwa “tim besar seperti Juve tak cukup hanya solid di belakang, tetapi harus tahu cara untuk menang.”