RADARTASIK.ID – Dunia kreatif digital kembali mengalami perubahan besar.
Kecerdasan buatan (AI) kini tak hanya digunakan untuk membuat gambar atau menulis teks, tetapi mulai berperan sebagai art director membantu kreator menentukan arah visual, konsep kampanye, hingga gaya desain.
Fenomena ini mulai populer di kalangan desainer, content creator, dan brand strategist di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Mereka memanfaatkan AI untuk mempercepat proses brainstorming, membuat moodboard otomatis, hingga menghasilkan visual dengan kualitas profesional.
Baca Juga:Gak Perlu Mahal, Tempat Wisata Murah di Tasikmalaya Ini Bikin Akhir Pekan Jadi Luar BiasaPantai Eksotis Hingga Alam Liar, Tempat Wisata di Jalur Selatan Pangandaran Wajib Dikunjungi
AI membantu menentukan arah visual berdasarkan deskripsi atau prompt yang diberikan pengguna.
Misalnya, dengan mengetikkan kalimat seperti ‘modern minimalist brand with warm tone and futuristic typography’, AI langsung menghasilkan sejumlah alternatif konsep visual yang bisa dipilih.
Menurut data dari Creative Tech Report 2025, lebih dari 62 persen kreator digital global sudah menggunakan AI dalam tahap awal proses desain mereka.
AI digunakan bukan hanya untuk efisiensi, tetapi juga untuk eksplorasi ide.
Meski membawa kemudahan, penggunaan AI di industri kreatif tetap menimbulkan perdebatan.
Isu utama adalah keaslian karya dan hak cipta, mengingat sebagian besar model AI dilatih dari data visual publik.
Selain itu, muncul kekhawatiran bahwa peran art director manusia bisa tergeser.
Baca Juga:3 Hidden Gem di Bandung untuk Liburan Seru, Jauh dari Hiruk Pikuk KotaRekomendasi Wisata Pangandaran Populer, Dari Batukaras Sampai Aquarium Indonesia Paling Hits
Namun banyak profesional menilai justru sebaliknya: manusia tetap dibutuhkan untuk mengarahkan makna dan menjaga sisi emosional karya.
Perubahan ini dianggap sebagai langkah menuju era kolaboratif antara manusia dan mesin.
Alih-alih bersaing, banyak kreator kini menganggap AI sebagai partner berpikir visual.
AI tidak lagi hanya menghasilkan gambar, melainkan ikut membentuk identitas visual sebuah brand.
Dengan kemampuan menganalisis tren warna, tone, dan gaya desain global, AI mampu memberikan saran visual yang relevan dengan target pasar.
Kehadiran AI sebagai art director virtual menandai babak baru dalam industri kreatif.
Peran manusia kini bergeser dari sekadar pembuat visual menjadi kurator makna dan pengarah ide.
Bagi para kreator digital, kolaborasi dengan AI bukan lagi pilihan, tapi keharusan agar tetap relevan di era kreativitas berbasis teknologi.