RADARTASIK.ID – Duel Juventus kontra AC Milan akhir pekan ini dipastikan akan menjadi salah satu laga paling panas di Serie A musim ini.
Fokus utama pelatih Juventus, Igor Tudor adalah mencari cara untuk mematikan pergerakan gelandang Milan, Luka Modric.
Meski sudah berusia 39 tahun, maestro asal Kroasia itu masih menjadi motor permainan Rossoneri yang membuat Tudor menaruh perhatian khusus padanya.
Baca Juga:Lini Belakang Rapuh, Legenda Juventus Minta Tudor Ubah Formasi Saat Hadapi AC MilanMassimiliano Allegri: Pelatih yang Dibenci Fans Juventus, Tapi Disesali Setelah Pergi
Namun, menghentikan Modric jelas bukan perkara mudah. Sejumlah pelatih Serie A maupun Eropa sudah mencoba berbagai cara, dan sebagian besar gagal.
Gelandang peraih Ballon d’Or 2018 itu tetap mampu mengatur tempo, mengendalikan alur serangan, dan memberi pengaruh besar di lapangan.
Karena itu, Juventus berencana mengandalkan strategi berbeda untuk membatasi ruang geraknya.
Menurut laporan media Italia La Gazzetta dello Sport, Tudor menyiapkan Kenan Yildiz sebagai eksekutor utama dalam rencana mematikan Modric.
Bintang muda Turki itu diberi tugas mengganggu setiap sentuhan pertama Modric, membuatnya tidak nyaman sejak awal menerima bola.
Tugas ini tentu berbeda dari peran biasanya karena Yildiz dikenal sebagai penyerang serbaguna yang kreatif, bukan pemain yang sering diberi tanggung jawab bertahan.
Artinya, ia harus banyak berlari, menekan, dan melakukan pengorbanan yang bisa mengurangi kontribusinya di lini depan.
Baca Juga:Bawa Sassuolo Samai Raihan Poin Inter, Media Italia Puji Jay Idzes Pemain BerkarakterSiapa Marco Guida, Wasit Juventus vs AC Milan yang Pernah Disemprot Conte
Selain Yildiz, Tudor juga menyiapkan Weston McKennie sebagai elemen kedua dalam misi ini.
Gelandang Amerika Serikat itu akan ditempatkan untuk menutup jalur umpan Modric, baik dengan menghentikan pergerakan rekan-rekan setimnya atau dengan menutup ruang di sekitar maestro Milan tersebut.
Namun, McKennie belum tentu jadi pilihan utama. Jika Khephren Thuram pulih tepat waktu, gelandang Prancis itu bisa dipasang sejak menit awal.
Thuram dinilai lebih cocok karena jangkauan fisik dan kekuatan duel yang lebih besar, sehingga bisa memberikan pressing lebih agresif di lini tengah.
Meski tampak menjanjikan, strategi ini bukan tanpa risiko. Juventus sebenarnya sudah mencoba pendekatan serupa di awal musim, ketika Yildiz diminta menempel Hakan Calhanoglu saat melawan Inter Milan.
Hasilnya justru berbalik arah: Calhanoglu mencetak dua gol meski akhrinya Nyonya Tua berhasil menaklukkan Nerazzurri.