Massimiliano Allegri: Pelatih yang Dibenci Fans Juventus, Tapi Disesali Setelah Pergi

Massimiliano Allegri
Massimiliano Allegri Foto: Tangkapan layar Instagram@acmilan
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Massimiliano akan Allegri kembali ke Turin, bukan sebagai pelatih Juventus, melainkan sebagai lawan di bangku cadangan AC Milan.

Sosok asal Livorno itu akan datang menghadapi klub yang dulu memberinya 12 trofi, sekaligus meninggalkan jejak penuh kontroversi.

Kisah Allegri bersama Juventus dimulai dengan nada sumbang pada Juli 2014.

Setelah Antonio Conte meninggalkan klub karena perbedaan visi dengan manajemen, Giuseppe Marotta menunjuk Allegri sebagai pengganti.

Baca Juga:Dua Penyerangnya Mandul, AS Roma Incar Striker Nigeria Seharga Rp330 MiliarDiincar Juventus dan AC Milan, Bintang Muda Lille Unjuk Gigi di Olimpico

Sebuah keputusan ini tiba-tiba memicu kemarahan pendukung. Spanduk penolakan dan protes keras muncul di Vinovo: “Kami tidak menginginkan Allegri.”

Namun, waktu membuktikan sebaliknya, dalam dua periode kepelatihannya (2014–2019 dan 2021–2024), Allegri mempersembahkan lima gelar Serie A, empat Coppa Italia, dan tiga Piala Super Italia, serta dua kali membawa Juventus ke final Liga Champions.

Meski kalah dari MSN (Messi–Suárez–Neymar) era Barcelona dan Cristiano Ronaldo era Real Madrid, Allegri tercatat sebagai salah satu pelatih tersukses dalam sejarah Bianconeri.

Ironisnya, meski bergelimang trofi, Allegri tetap menjadi sosok yang terbelah.

Kritik datang bertubi-tubi, mulai dari gaya mainnya yang dianggap usang hingga sikap temperamentalnya di pinggir lapangan.

Puncaknya terjadi di final Coppa Italia 2024 melawan Atalanta, Allegri yang marah melempar jaket, protes ke wasit dan terlibat perseteruan terbuka dengan direktur olahraga Cristiano Giuntoli.

Perang internal itu berakhir dengan pemecatannya, seiring narasi bahwa Juventus membutuhkan pelatih modern dan progresif.

Usai kepergiannya, musim panas 2024 disambut fans Juve dengan optimis akan lahirnya era baru di bawah Thiago Motta, transfer besar-besaran, dan harapan akan sepak bola menyerang.

Baca Juga:Legenda Juventus: AS Roma Belum Siap Memenangkan ScudettoJuventus vs AC Milan: Tomori Terancam Absen, Leao Duduk Manis di Bangku Cadangan

Namun, kenyataannya berkata lain. Musim berakhir tanpa trofi, kualifikasi Liga Champions diraih di pekan terakhir, dan ruang ganti kekalahan arah.

Tudor yang masuk sebagai pengganti baru saja dibahas. Suara-suara yang dulu menolak Allegri kini perlahan berubah: ada kerinduan pada pelatih mereka hujat, karena setidaknya tahu cara menang.

Kini, Allegri kembali ke Allianz Stadium untuk pertama kalinya dalam 12 tahun sebagai lawan dengan membawa Milan yang ia bangkitkan menjadi kandidat scudetto.

0 Komentar