RADARTASIK.ID – Juventus kembali bersorak setelah hanya mampu bermain imbang melawan Villarreal di Liga Champions.
Hasil tersebut menambah daftar tanda tanya atas performa tim asuhan Igor Tudor, yang hingga kini masih kesulitan menunjukkan konsistensi.
Kritik paling tajam datang pada aspek taktik: apakah formasi 3-4-2-1 yang dipilih Tudor benar-benar cocok dengan karakter pemain yang dimiliki Juventus?
Baca Juga:Dua Penyerangnya Mandul, AS Roma Incar Striker Nigeria Seharga Rp330 MiliarDiincar Juventus dan AC Milan, Bintang Muda Lille Unjuk Gigi di Olimpico
Legenda Juventus, Alessio Tacchinardi, tak ragu menilai sistem yang digunakan saat ini kurang tepat.
Dalam wawancara di Il Bianconero, ia menyebut formasi 3-4-2-1 gagal menampilkan kekuatan terbaik skuad Bianconeri.
“Formasi ini membuat Juve kehilangan keseimbangan di belakang dan membatasi kreativitas di depan. Jika gelandang serang tidak bekerja maksimal, tim menjadi buntu,” tegas Tacchinardi.
Pendapatnya selaras dengan suara banyak pengamat dan penggemar: Juventus terlihat rapuh saat bertahan, kurang efektif saat menyerang, dan tampak masih mencari identitas permainan.
Meski kritik semakin deras, kecil kemungkinan Tudor meninggalkan pakem tiga bek yang menjadi ciri khasnya.
Sejak meniti karir kepelatihan, formasi dengan tiga bek selalu menjadi pondasi permainannya. Itu sebabnya opsi 4-2-3-1 atau 4-3-3 — yang ramai diperbincangkan di media sosial — tampak mustahil diterapkan dalam waktu dekat.
Namun demikian, variasi dari sistem tiga bek tetap terbuka. Pertanyaannya kini bukan lagi apakah Tudor akan meninggalkan formasi tiga bek, melainkan bentuk variasi mana yang akan dipilihnya untuk menjaga keseimbangan tim.
Baca Juga:Legenda Juventus: AS Roma Belum Siap Memenangkan ScudettoJuventus vs AC Milan: Tomori Terancam Absen, Leao Duduk Manis di Bangku Cadangan
Alternatif 3-5-2 dan 3-4-3
Dari sejumlah opsi, 3-5-2 menjadi alternatif paling realistis. Dengan tiga gelandang tengah, Juventus akan lebih solid dan memiliki jangkauan lebih luas dalam mengontrol lini tengah.
Skema ini juga membuka ruang bagi duet penyerang seperti Vlahovic–David atau Vlahovic–Openda, yang bisa lebih memaksimalkan potensi serangan secara langsung.
Namun, skema tersebut berpotensi menyumbangkan peran gelandang serang kreatif seperti Kenan Yildiz dan Francisco Conceição, yang biasanya jadi andalan di balik striker utama.
Sementara itu, formasi 3-4-3 juga sempat dibahas.