Rahasia Qarabag Jadi Tim Kuda Hitam di Liga Champions: Filosofi Menyerang Pemain 34 Tahun

Abdellah Zoubir
Abdellah Zoubir Foto: Tangkapan layar Instagram@fkqarabag
0 Komentar

Bagi Zoubir, tampil di Liga Champions di usia senja adalah mimpi yang akhirnya terwujud.

“Menemukan Liga Champions di usia hampir 34 tahun? Itu adalah mimpi masa kecil. Sepuluh tahun yang lalu, saya pasti akan memulainya,” ujarnya dikutip dari Tuttomercatoweb.

Namun, kebahagiaan itu tidak membuatnya lupa pada prinsip permainan Qarabag.

Zoubir menegaskan, pengiklan tidak akan mengorbankan filosofi menyerang demi strategi meraih poin saat menghadapi tim besar Eropa seperti Chelsea.

Baca Juga:Tanpa Dybala Saat Jamu Lille di Liga Europa, Jurnalis Italia Puji Keberanian GasperiniGol Telat Ramos Bawa PSG Beri Barcelona Kekalahan Perdana, Flick: Pemain Kami Kelelahan

“Kami tidak akan menggunakan pertahanan lima orang, bahkan melawan Chelsea sekalipun,” tegasnya.

Keberanian itu bukan sekedar retorika. Qarabag sudah membuktikan bahwa mereka mampu membuat tim besar goyah.

Musim lalu, Bayer Leverkusen asuhan Xabi Alonso, yang dikenal solid dan penuh energi, pernah dibuat kesulitan oleh gaya agresif Qarabag.

Kini, dengan momentum kemenangan di dua laga awal, klub Azerbaijan tersebut bukan lagi sekadar penggembira.

Mengandalkan ketajaman Zoubir, mereka saat ini meenjadi tim kuda hitam yang siap menorehkan kisah paling gemilang dalam sejarah.

Jika tren ini berlanjut, Liga Champions 2024/2025 bisa saja mencatatkan nama Qarabag dalam daftar panjang tim-tim kecil yang meninggalkan jejak abadi di panggung terbesar Eropa.

0 Komentar