Menurutnya, desa dapat memaksimalkan potensi seperti wisata dan BUMDes untuk meningkatkan Pendapatan Asli Desa (PADes), serta mengoptimalkan alokasi 20 persen Dana Desa untuk ketahanan pangan.
“Seperti kegiatan ketahanan pangan dengan memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya yang penghasilannya kecil dengan memberdayakannya mengurus ternak, berkebun dan lainnya. Dapat pula dikolaborasikan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG) di setiap desa,” papar Dedi.
Ia menjelaskan, hasil pertanian masyarakat bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan program MBG sehingga memberikan penghasilan tambahan sekaligus mendorong perekonomian warga.
Baca Juga:Ini Sikap Wali Kota Tasikmalaya soal Dugaan Dua Pejabat ASN yang Punya Dapur MBG!Pemkot Tasikmalaya Dalami Pejabat ASN yang Diduga Punya Proyek Dapur MBG!
“Pada intinya, ketika PADes di satu desa besar maka pembangunan yang menjadi aspirasi masyarakat lewat Musrenbangdes dapat terakomodir dengan memaksimalkan dana desa dan alokasi dana desa dari daerah,” jelasnya.
Dedi berharap ada strategi pembangunan desa yang lebih terarah.
“Di setiap desa dibuat persentase dan target jangka pendek, jangka panjang dalam infrastruktur dan pengembangan SDM atau indeks pembangunan manusia (IPM),” katanya.
Menurutnya, manfaat program harus bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Buat nilai manfaat lebih dari BLT, BUMDes, dan lain-lain. Langkah selanjutnya buat strategi pembangunan supaya pihak lain bisa terlibat sponsorship atau investasi,” tambahnya.
Dedi juga menegaskan perlunya peran Pemkab Tasikmalaya untuk mengembangkan potensi desa, baik infrastruktur, potensi alam, maupun sumber daya manusia melalui kebijakan yang berpihak kepada desa. (Diki Setiawan)