BANJAR, RADARTASIK.ID – Rumah tidak layak huni yang ditempati Rudi Hartono (73) di Dusun Citangkolo, Desa Kujangsari, Kecamatan Langensari, Kota Banjar, yang kondisinya memprihatinkan, akhirnya akan diperbaiki setelah terungkapnya masalah komunikasi antara pihak lingkungan dan pemerintah setempat.
Rumah sederhana berukuran 5×8 meter tersebut, yang dihuni oleh Rudi bersama anaknya, Jemiran (50), diketahui sangat membutuhkan perhatian khusus, terlebih lagi dengan kondisi pemilik yang sudah lanjut usia dan rumah yang tidak layak huni.
Teguh, Ketua RT setempat, mengungkapkan, rumah Rudi Hartono sudah lama dalam kondisi rusak, namun baru-baru ini terungkap adanya miskomunikasi terkait proses bantuan untuk perbaikan rumah tersebut.
Baca Juga:7 Alasan VidGap Jadi Pilihan No 1 Download Video TikTok Tahun 2025Pengamat Sarankan Pengadaan Mobil Dinas di Kota Banjar Dibatalkan
”Pemilik rumah kondisinya sudah tua, sulit diajak komunikasi. Sehat mah sehat, cuma ya begitu,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Selama ini, rumah yang juga tidak memiliki tempat MCK (mandi, cuci, kakus) ini membuat penghuninya harus pergi ke sungai untuk BAB (buang air besar) dan mandi di rumah tetangga.
Selain itu, mereka juga harus memasak menggunakan tungku di luar rumah karena tidak ada dapur yang layak.
Situasi semakin sulit dengan datangnya musim penghujan.
Rumah bocor di beberapa bagian, dan air hujan masuk ke dalam rumah.
”Dulu sering BAB ke sungai, tapi ketika lewat depan rumah, saya larang ke sungai karena bahaya,” jelasnya.
Namun, meskipun kondisi rumah yang sangat memprihatinkan, proses untuk mendapatkan bantuan perbaikan rumah tidak semudah yang dibayangkan.
Meskipun sudah ada program rumah tidak layak huni (rutilahu) yang diusulkan, perbaikan tidak bisa langsung dilakukan tanpa prosedur yang tepat.
Baca Juga:Kesalahan Fatal Pengusaha AMDK yang Sebenarnya Bisa DicegahPohon-Pohon di Kota Banjar Jadi Ancaman Nyata Keselamatan Para Pengendara, Korban Sudah Ada
Karena jika pembangunannya dilakukan secara swadaya, pemilik rumah juga kesulitan karena masalah ekonomi.
Kepala Desa Kujangsari, Mujahid, yang baru mengetahui kondisi rumah Rudi pada Senin, 22 September 2025, mengaku terkejut karena sebelumnya tidak ada komunikasi langsung dari pihak RT atau masyarakat mengenai masalah tersebut.
”Dari lingkungan (RT) tidak ada komunikasi ke saya, sehingga baru tahu ada rumah warga tidak layak,” ujarnya.
Pada tahun 2022 dan 2023, bantuan rutilahu dari provinsi sempat diberikan, tetapi masalah komunikasi yang terhambat menyebabkan rumah Rudi tidak diajukan.