GARUT, RADARTASIK.ID – Kasus keracunan kembali menimpa pelajar di Kecamatan Kadungora usai menyantap makanan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), Selasa, (30/9/2025).
Para siswa ini mengeluh sakit perut sejak siang hari dan langsung dilarikan ke Puskesmas Kadungora untuk mendapatkan penanganan.
Sampai dengan sore hari masih banyak siswa-siswi yang berdatangan ke Puskesmas Kadungora.
Baca Juga:Memperingati Hari Berkabung Nasional 30 September, Pemasangan Bendera Setengah Tiang di Tasikmalaya Tak KompakImbas Kasus Keracunan MBG, 3 SPPG di Priangan Timur Terkena Penonaktifan Sementara
Petugas puskesmas pun berjibaku mengantarkan pasien dibantu dengan TNI Polri, BPBD, serta Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Garut.
Bupati Garut, Abdusy Syakur Amin meninjau secara langsung pasien yang dirawat di Puskesmas Kadungora, dan menurut laporan Dinas Kesehatan ada sekitar 131 siswa yang dirawat.
“Saya mendapatkan informasi dari bu kadis kesehatan ada 131 yang sedang mendapatkan perawatan dibagi dua tempat disini (Puskesmas Kadungora) dan di (Puskesmas) leles,” ucapnya, Selasa malam, (30/9/2025).
Selain itu kata Syakur ada tiga orang yang dirujuk ke RSUD dr Slamet karena membutuhkan perawatan yang intensif termasuk salah satunya adalah balita.
Ia juga menyampaikan dirinya sempat berbincang dengan salah seorang petugas sekolah yang betugas mencicipi terlebih dahulu makanan dari MBG ini.
“Tadi saya tanya ada penjaga ya beliau salah satu yang diberikan kesempatan untuk cek dan tadi juga disampaikan beliau yang pertama merasakan gejala,” katanya.
Namun demikian untuk mengetahui penyebab dari kejadian keracunan ini pihaknya akan menunggu hasil penelitian lebih lanjut.
Baca Juga:Pejabat Pemkot Tasikmalaya Punya Proyek MBG, BKPSDM Sebut Eloknya Tak Boleh!Dua Pejabat Pemkot Tasikmalaya Disebut Punya Dapur MBG, Berpotensi Tabrak Aturan!
Ia menyampaikan memang ada dugaan karena susu dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) karena memang ada siswa yang makan MBG tapi tidak meminum susunya tidak apa-apa.
“Yang lebih validnya kita tunggu saja. Dugaan (sementara) iya (dari susu) karena tadi ada anak yang makan tapi susunya tidak dimakan dan tidak apa-apa. Tapi kita tunggu aja,” katanya.
Pihaknya juga memonitoring kesiapan para tenaga kesehatannya kemudian obat-obatannya oksigennya, infusannya semuanya terkendali dan terlihat beberapa pasien wajahnya sudah mulai terlihat recoveri.
Terkait dengan dapur SPPG yang melayani pemberian makan para siswa ia meminta untuk ditutup sementara.
“Ya saya minta tutup karena ini sudah jelas ini sudah ada korban yang relatif banyak,” pungkasnya.