Namun di bawah Chivu, tim kebugaran tampak meningkat.
Pemain-pemain kunci seperti Lautaro Martinez, Federico Dimarco, Alessandro Bastoni, hingga Carlos Augusto disebut tampil lebih bugar dan tajam dibandingkan enam bulan lalu.
Hal ini menandakan adanya dorongan baru dalam metode latihan di Appiano Gentile.
Inter era Inzaghi dikenal sangat kuat dalam pertandingan besar, tetapi sering salah melawan tim kecil. Ada kesan mentalitas tim tidak konsisten.
Baca Juga:Camarda Cetak Gol Perdana, AC Milan Bayar Lecce Rp1,75 MiliarPio Esposito dan Camarda Cetak Gol Perdana di Serie A, Fans Inter dan AC Milan Ribut di Media Sosial
Chivu mencoba memperbaiki hal itu dengan membangun karakter lebih disiplin dan sabar.
Ia menekankan pentingnya konsistensi, tidak hanya mengandalkan motivasi momen dalam laga besar.
Proses ini memang tidak cepat, namun sudah mulai terlihat hasil dari cara Inter mengontrol jalannya pertandingan.
Pada akhirnya, perbandingan keduanya dapat dilihat bahwa Inter Inzaghi adalah tim yang agresif dan penuh intensitas, tetapi kerap rapuh dalam bertahan.
Sementara Inter Chivu tampil lebih seimbang, disiplin, dan memberi ruang regenerasi lewat kepercayaan kepada pemain muda.
Perubahan ini disebut jurnalis Italia sebagai metamorfosis yang tidak terjadi secara instan, melainkan perlahan namun pasti.
Waktu dan bursa transfer mendatang akan menjawab sejauh mana Chivu bisa membawa Inter ke level berikutnya, tetapi satu hal sudah jelas: Nerazzurri kini memiliki identitas baru yang berbeda dari era Inzaghi.