Allegri sendiri tetap rendah hati. “Saya berharap bisa menang banyak pertandingan dengan skor 1-0,” ucapnya.
Kalimat sederhana yang mencerminkan filosofi klasiknya: kemenangan ditentukan oleh para pemain di lapangan, sementara tugas pelatih adalah tidak merusak keseimbangan tim.
Yang membuat perbedaan adalah mentalitas. Modric di usia 40 masih rela berkorban lebih dari siapa pun, Rabiot berlari di setiap sudut lapangan, dan tiga pemain sekaligus siap menjatuhkan diri untuk memblok tembakan Napoli.
Baca Juga:Lakoni Laga Sulit Lawan Villarreal dan AC Milan, Tudor Pusing 3 Pemain Andalan Juventus Kurang FitPesan Ibrahimovic untuk Camarda Usai Cetak Gol Perdana di Serie A: “Sekarang Semua Orang Tahu Namamu”
Itulah identitas Milan di bawah Allegri: disiplin, berpengalaman, dan penuh determinasi.
Kini, sebutan “pelatih usang” sudah tak relevan lagi. Allegri justru berhasil mengembalikan Rossoneri ke jalur kemenangan dengan identitas khas mereka.
Dalam waktu singkat, ia telah menciptakan kembali Milan yang menakutkan. Sisanya, tinggal menunggu bagaimana perjalanan ini berlanjut.