“Ia tidak mencolok, tetapi mampu mengatur tempo dengan kelas dan pengalamannya. Luka bisa menjadi pengatur serangan, gelandang bertahan, bahkan bek tengah; seorang juara yang siap melayani rekan-rekannya,” tulisnya.
Dari tiga media itu, kesan yang sama mengemuka: Modric bukan hanya sekadar pemain penting, melainkan maestro di lini tengah Milan, seorang pemimpin yang membuat tim tetap solid di tengah tekanan.
Komentar Sabatini juga menjadi semacam peringatan bagi para pesaing Milan di Serie A.
Baca Juga:AC Milan Kalahkan Napoli, Sabatini: Menang dengan Susah Payah Terasa Lebih IndahRating Pemain AC Milan Saat Tumbangkan Napoli 2-1: Pulisic Lampaui Rekor Kapten Inter, Modric Dijuluki Maestro
Dengan keberadaan Modric, Milan tak hanya punya pengatur serangan, tapi juga simbol pengalaman dan kualitas yang bisa membuat perbedaan dalam perebutan Scudetto.
Di mata Sabatini dan media Italia, malam di San Siro bukan hanya milik Pulisic atau Maignan, tetapi juga milik Luka Modric—sang maestro yang memainkan “biola” di tengah lapangan, memimpin orkestra rossoneri menuju kemenangan.