TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Sebanyak 25 guru SMA Terpadu Darussalam di Kabupaten Tasikmalaya mengikuti pelatihan pembuatan modul ajar berbasis deep learning untuk meningkatkan mutu pembelajaran yang menuntut keterampilan berpikir tingkat tinggi.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Program Pengabdian kepada Masyarakat yang digagas tim dosen Universitas Siliwangi (Unsil) Tasikmalaya.
Selama ini proses belajar di banyak sekolah masih didominasi hafalan dan latihan soal.
Baca Juga:Rengginang dan Sale Pisang Jadi Media Diplomasi, Dosen Unsil Tasikmalaya Kenalkan Budaya Sunda di ChinaCKP Textile: Kisah Sukses Toko Kain Lokal yang Mendunia
Pola tersebut dinilai kurang memacu kemampuan berpikir kritis dan pemecahan masalah pada siswa.
Melalui pelatihan ini, para guru SMA Terpadu Darussalam Tasikmalaya diajak mendesain modul ajar yang menantang siswa agar mampu mengaitkan konsep pelajaran dengan situasi nyata.
Dr Nana, ketua tim pengabdian dari Unsil, menjelaskan, kegiatan berlangsung selama tiga hari dalam bentuk workshop intensif.
Materi yang diberikan mencakup teori deep learning, praktik penyusunan modul, hingga pemanfaatan teknologi digital seperti Learning Management System (LMS) dengan model POE2WE (Predict, Observe, Explain, Elaborate, Write, and Evaluate) dan penerapan kecerdasan buatan (AI) sederhana.
Usai pelatihan, para guru mendapat pendampingan untuk mengimplementasikan modul di kelas.
Hasil sementara menunjukkan peningkatan kepercayaan diri guru dalam menerapkan strategi deep learning.
Dua modul ajar sudah berhasil disusun, dan satu di antaranya telah diuji coba.
Baca Juga:Sopir Bus Antarkota Meninggal, Ahli Waris Terima Santunan Rp 42 Juta dari BPJS Ketenagakerjaan TasikmalayaCara untuk Daftar Layanan QRIS for Business di DOKU
Observasi awal menunjukkan siswa lebih aktif berdiskusi, berani bertanya, dan terbiasa menghadapi soal berbasis masalah.
Tak hanya menghasilkan modul ajar, kegiatan ini juga menargetkan terbentuknya komunitas praktik guru sebagai wadah berbagi pengalaman.
Komunitas ini diharapkan dapat menjaga kesinambungan inovasi agar tak berhenti pada pelatihan semata, tetapi berkembang menjadi budaya sekolah.
Selain itu, pelatihan ini juga melahirkan luaran lain berupa artikel ilmiah, publikasi di media, dan produk modul ajar berbasis deep learning.
Dengan demikian, dampak positifnya diharapkan meluas ke sekolah-sekolah lain di Tasikmalaya dan sekitarnya.
Tim pelaksana menekankan bahwa guru kini bukan sekadar pengajar, tetapi juga inovator.
Pelatihan deep learning ini menjadi langkah nyata untuk menyiapkan guru menghadapi tantangan zaman yang menuntut pembelajaran kreatif, interaktif, dan relevan dengan kehidupan sehari-hari.