RADARTASIK.ID – AC Milan meraih kemenangan penting dalam laga panas Serie A setelah menumbangkan Napoli 2-1 di San Siro.
Hasil ini membuat pasukan asuhan Massimiliano Allegri kini menyamai raihan poin AS Roma di puncak klasemen, sementara Napoli harus mengecewakan meski tampil dominan di babak kedua.
Dalam kolom editorialnya di Calciomercato, Jurnalis Italia, Sandro Sabatini menyebut bahwa kemenangan yang datang dengan penderita justru terasa lebih manis bagi Milanisti.
Baca Juga:Rating Pemain AC Milan Saat Tumbangkan Napoli 2-1: Pulisic Lampaui Rekor Kapten Inter, Modric Dijuluki MaestroAC Milan Bungkam Napoli di San Siro, Bukti Modric Lebih Baik dari Kevin De Bruyne
“Menang dengan susah payah terasa lebih indah,” tulis Sabatini, menggambarkan bagaimana Milan akhirnya bisa kembali merasakan posisi teratas setelah sekian lama absen di puncak.
Kemenangan Milan kali ini bukan tanpa derita karena Napoli sebenarnya lebih banyak menguasai permainan, terutama di babak kedua.
Namun mereka justru menyia-nyiakan kesempatan di awal laga, memberikan keleluasaan bagi Milan untuk unggul.
Gol pembuka dicetak Alexis Saelemaekers usai aksi brilian Christian Pulisic, sebelum sang pemain sayap asal Amerika Serikat menutup kemenangan dengan gol keduanya.
Sementara, Napoli hanya bisa memperkecil kedudukan lewat penalti yang dieksekusi Kevin De Bruyne.
Sabatini menekankan bahwa penderitaan justru lebih banyak dirasakan Napoli yang baru bisa melancarkan pengepungan serius ke gawang Mike Maignan ketika sudah unggul jumlah pemain, setelah Pervis Estupiñán dikeluarkan wasit akibat pelanggaran keras.
Namun, Sabatini juga memuji penampilan sejumlah pemain Milan yang tampil menonjol. Maignan disebut seperti “tembok” ketika menepis peluang emas Gutierrez.
Baca Juga:Allegri Berhasil Balas Dendam ke Conte, AC Milan Naik ke Puncak KlasemenAC Milan Vs Napoli: Allegri Punya 4 Pemain Andalan untuk Redam Fab Four Conte
Fikayo Tomori sempat hampir membuat blunder yang berujung penalti, tapi selebihnya tangguh menjaga lini belakang bersama Matteo Gabbia dan Strahinja Pavlovic.
Di lini tengah, Luka Modric tampil elegan dengan distribusi bola yang nyaris tanpa cacat, sementara Adrien Rabiot bekerja keras sebagai “pekerja kasar” sebelum menjadi elemen tambahan penting setelah Milan bermain dengan sepuluh orang.
Sedangkan Youssouf Fofana menampilkan potensi besar lewat akselerasi dan assist, meski juga menyisakan kekurangan dalam penyelesaian akhir.
Di lini depan, Pulisic menjadi bintang utama. Dua aksinya—assist untuk Saelemaekers dan gol indah yang menambah keunggulan—menegaskan kualitasnya sebagai salah satu pemain paling berpengaruh di Serie A saat ini.