Rengginang dan Sale Pisang Jadi Media Diplomasi, Dosen Unsil Tasikmalaya Kenalkan Budaya Sunda di China

Rengginang dan sale pisang
Dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP Universitas Siliwangi Tasikmalaya, Shinta Rosiana MPd, saat mengenalkan sale pisang kepada mahasiswa Fujian Polytechnic Normal University (FPNU), Provinsi Fujian, China, Jumat, 26 September 2025. (Shinta Rosiana for Radartasik.id)
0 Komentar

Dari pengalaman mencicipi makanan tersebut, mahasiswa memperoleh kosakata baru dalam bahasa Indonesia, misalnya ”manis,” ”pisang,” ”gurih,” ”beras ketan,” hingga istilah ”dijemur.”

Shinta juga menegaskan, selama mengajar ia sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia, karena mahasiswa yang diajar adalah mahasiswa Program Studi Bahasa Indonesia, Fakultas Bahasa Asing FPNU.

Jika terdapat istilah yang sulit dipahami, dosen lokal yang sudah mahir berbahasa Indonesia membantu menjelaskan.

Baca Juga:CKP Textile: Kisah Sukses Toko Kain Lokal yang MenduniaSopir Bus Antarkota Meninggal, Ahli Waris Terima Santunan Rp 42 Juta dari BPJS Ketenagakerjaan Tasikmalaya

”Mahasiswa di sana sangat berminat mempelajari bahasa Indonesia karena mereka juga tertarik dengan kekayaan budaya Indonesia yang beragam,” jelasnya.

Selain memberikan perkuliahan, Shinta juga mempresentasikan hasil penelitiannya dalam seminar akademik yang dihadiri dosen dan mahasiswa FPNU.

Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kerja sama antaruniversitas, tetapi juga memperkuat diplomasi budaya melalui bahasa dan kuliner.

Melalui program ini, Unsil diharapkan dapat terus berkontribusi dalam pengembangan BIPA di kancah internasional serta memperkenalkan budaya Sunda ke dunia.

Kehadiran Shinta Rosiana di FPNU menjadi bukti nyata bahwa bahasa Indonesia semakin mendapatkan perhatian di luar negeri. (Sandy AW)

0 Komentar