TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi salah satu kebijakan prioritas pemerintah yang menyasar sekolah-sekolah untuk menjamin pemenuhan gizi anak.
Namun, di Kota Tasikmalaya, tidak semua sekolah merasa perlu ikut serta.
SMP Al-Muttaqin, salah satu sekolah swasta terbesar, memilih tetap menjalankan program makan siang mandiri yang sudah puluhan tahun berjalan, alih-alih bergabung dengan MBG.
Baca Juga:Minta Program MBG Dievaluasi, Warga Kabupaten Tasikmalaya Geruduk DPRDPAW Anggota DPRD Fraksi PAN Kota Tasikmalaya Terancam Batal Gara-Gara Tunggakan Iuran Partai
Bukan program baru, Al-Muttaqin sudah terbiasa menyediakan makan siang untuk seluruh siswa dan guru sejak 25 tahun lalu.
Dapur khusus sekolah memasak sejak pukul 08.00 pagi, lalu menyajikan makanan pada pukul 11.00 siang. Setiap hari, sekitar 700 porsi disiapkan untuk 692 siswa dan tenaga pendidik.
“Di kami memang ada program makan siang. Ada khusus dari yayasan. Menu-nya beragam setiap hari. Menunya kita share di hari Senin atau malam Ahad,” kata Kepala SMP Al-Muttaqin, Iman Kandarisman, Kamis (26/9/2025).
Harga per porsi ditetapkan Rp15.000, sama dengan standar porsi MBG. Bedanya, di Al-Muttaqin, makanan disiapkan dengan kendali mutu yang ketat serta komunikasi intensif dengan orangtua.
Terkontrol Ahli Gizi
Sekolah menunjuk ahli gizi khusus untuk merancang menu harian. Kandungan gizi ditakar sesuai kebutuhan anak usia sekolah, dan variasi menu diperhatikan agar siswa tidak bosan. Bahkan, sekolah memberi kelonggaran bagi siswa yang punya selera khusus.
“Ada beberapa anak yang tidak suka nasi, bisa diganti. Anak-anak alhamdulillah tidak bosan dengan menu yang kami sajikan. Kami punya ahli gizi untuk menakar menunya,” ujar Iman.
Menurutnya, transparansi juga dijaga. Setiap pekan, daftar menu dibagikan kepada orangtua agar mereka bisa memastikan sendiri kualitas asupan anak.
Baca Juga:Warga Karangresik Curiga! Temukan Motor Matic Tergeletak di Jembatan dengan Mesin MenyalaBenarkah Penerapan Manajemen Talenta di Kota Tasikmalaya Hasil dari Disertasi Pegawai BKPSDM?
Keputusan tidak ikut MBG bukan penolakan frontal, melainkan hasil musyawarah bersama yayasan dan orangtua. Program makan siang mandiri dianggap sudah mapan dan lebih menjamin kenyamanan serta keamanan siswa.
“Karena kondisi sudah berjalan seperti biasa. Karena kami yayasan, kami serahkan keputusan kepada yayasan. Sebab agenda makan siang ini sudah berlangsung lama. Orangtua murid sepakat untuk melanjutkan ini,” jelas Iman.