Rahasia Allegri Bangkitkan AC Milan: Gunakan Lagi Aturan Old School Berlusconi

Massimiliano Allegri
Massimiliano Allegri Foto: Tangkapan layar Instagram@acmilan
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Massimiliano Allegri kembali ke AC Milan bukan hanya membawa taktik baru, tetapi juga “aturan lama/old school” yang identik dengan era keemasan Silvio Berlusconi.

Dalam waktu singkat, ia berhasil mengubah wajah Rossoneri yang sempat terpuruk musim lalu menjadi tim yang kembali solid, disiplin, dan haus kemenangan.

Hanya dalam kurun 80 hari sejak pertemuan pertama di Milanello pada 7 Juli, Allegri berhasil membangun ulang identitas Milan.

Baca Juga:Nico Paz dan Kenan Yildiz, Oase di Tengah Keringnya Talenta Muda Serie ADaftar Calon Pemain Bintang yang Diburu Pencari Bakat Inter dan AC Milan di Piala Dunia U-20

Dari enam laga resmi musim ini, Milan mencatat lima kemenangan, termasuk empat clean sheet beruntun.

Data itu menegaskan keberhasilan revolusi senyap sang pelatih, yang lebih menekankan pada kedisiplinan dan kesatuan tim selain faktor taktik.

Dilnasir dari media Italia Calciomercato, Allegri membawa “kode etik” baru yang mengingatkan publik pada masa Berlusconi.

Di kantin Milanello, tidak ada lagi meja terpisah—semua pemain makan di meja yang sama.

Tujuannya jelas: menghapus kelompok kecil yang sempat memecah tim musim lalu, serta mendorong kebersamaan.

Bahasa juga jadi perhatian utama. Allegri mewajibkan seluruh pemain berbicara bahasa Italia, aturan yang didukung Zlatan Ibrahimovic.

Bahasa Inggris atau Prancis dilarang, demi memperkuat komunikasi di lapangan dan rasa memiliki di ruang ganti.

Baca Juga:Lazio dalam Krisis, Sarri Uji Coba Formasi Lama Hadapi GenoaMedia Italia: Juventus Akan Jual Vlahovic ke Chelsea atau Manchester United

Tak kalah penting, aturan berpakaian pun yang sangat menjadi ciri khas Berlusconi kembali diterpkan.

Untuk setiap laga tandang, pemain, staf, bahkan koki tim wajib mengenakan jas dan dasi. Bagi Allegri, ini bukan sekadar gaya, melainkan pesan tegas: “Kita adalah Milan, jangan pernah lupakan itu.”

Selain kedisiplinan, Allegri juga menyentuh aspek taktik. Ia mengembalikan stabilitas dengan formasi 3-5-2, yang memberi keseimbangan antara pertahanan dan serangan dengan kehadiran Luka Modric dan Adrien Rabiot menjadi kunci.

Modric berperan sebagai otak permainan, sementara Rabiot menghadirkan energi, visi, dan pengalaman.

Kombinasi keduanya dengan pemain muda seperti Pulisic, Leão, dan Estupiñán membuat Milan lebih kokoh sekaligus dinamis.

Latihan di bawah Allegri dikenal intens, tapi juga penuh momen kebersamaan.

0 Komentar