Mahasiswa Umtas Wujudkan Desa Sehat Tanpa Stunting

PENYULUHAN
Mahasiswa KKN Umtas menggelar seminar kesehatan sebagai upaya cegah stunting, baru-baru ini.
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dalam upaya mendukung program pemerintah menekan angka stunting, mahasiswa Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (Umtas) melaksanakan program kesehatan dan edukasi lingkungan di Kelurahan Gununggede, Kecamatan Kawalu, Kota Tasikmalaya.

Kegiatan yang menjadi bagian dari Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik bertema Desa Sehat itu meliputi penyuluhan gizi, pelatihan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), peningkatan kapasitas kader posyandu, hingga kampanye kebersihan lingkungan.

Berdasarkan data kelurahan, saat ini tercatat 23 kasus stunting di Gununggede yang tersebar di 7 RW, dengan rentang usia balita terdampak antara 7 bulan hingga 3 tahun. Kondisi inilah yang mendorong mahasiswa Umtas untuk turun langsung melakukan pendampingan.

Baca Juga:164 Mahasiswa UBK Tasikmalaya Dinyatakan Lulus, Peluang Kerja di Jepang dan Timur Tengah TerbukaSharp Gelar AC Installer Championship 2025, Dorong Kompetensi Teknisi Indonesia

Ketua Kelompok 14 KKN Umtas Gununggede B, Rachel Abdusalam, menyebut Kelurahan Gununggede masih menghadapi tantangan di bidang kesehatan, pendidikan dan kebersihan.

“Berdasarkan observasi awal, masyarakat belum terbiasa melakukan pemeriksaan kesehatan rutin, kesadaran gizi seimbang masih rendah, dan kebiasaan menjaga kebersihan lingkungan belum optimal. Hal ini meningkatkan risiko stunting dan menurunkan kualitas hidup masyarakat,” ujarnya.

Program yang dijalankan menyasar keluarga dengan balita dan ibu hamil melalui sosialisasi, pendampingan, serta pemberdayaan masyarakat. Mahasiswa juga menggandeng praktisi untuk memberikan pemahaman langsung mengenai pencegahan stunting.

“Pada bidang kesehatan kami melaksanakan sosialisasi PHBS, seminar stunting, cek kesehatan gratis, kegiatan posyandu dan posbindu, senam lansia, pemberian makanan tambahan (PMT), hingga monitoring berat gizi (MBG),” kata Rachel.

Selain bidang kesehatan, mahasiswa turut mengajak warga membuat tong sampah organik dan anorganik sebagai upaya edukasi pengelolaan sampah. Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun, menjaga kebersihan rumah, dan memilah sampah kini mulai diterapkan masyarakat.

Menurut Rachel, perubahan perilaku tersebut menunjukkan tumbuhnya kesadaran kolektif akan pentingnya kebersihan lingkungan dalam mencegah penyakit infeksi yang memengaruhi tumbuh kembang anak.

“Selain faktor gizi, aspek lingkungan terbukti menjadi salah satu determinan penting dalam pencegahan stunting,” tegasnya.

Baca Juga:Merayakan Persahabatan Emas, Reuni 50 Tahun Nessata Sukses DigelarHotel Santika Tasikmalaya Hadirkan Honeymoon Package, Gratis Candle Light Dinner

Ia berharap kolaborasi mahasiswa, masyarakat, dan para pemangku kepentingan dapat memberikan dampak berkelanjutan terhadap peningkatan kualitas hidup warga Gununggede. (Fitriah Widayanti)

0 Komentar