RADARTASIK.ID – Di tengah era digital di mana hampir semua pesepak bola top aktif di media sosial, bintang baru Inter Milan, Petar Sucic, justru memilih jalan berbeda.
Gelandang muda asal Bosnia itu mengaku lebih nyaman menikmati kehidupan nyata ketimbang tenggelam dalam dunia maya.
Kisah ini ia bagikan dalam program On Board, format yang dibuat oleh Inter Media House dan disiarkan DAZN, di mana Sucic bercerita tentang masa kecilnya hingga alasan utama ia enggan memiliki akun media sosial pribadi.
Baca Juga:Daftar Tiga Pemain Incaran Comolli untuk Perkuat Lini Tengah Juventus: Ada Mantan Kapten AC MilanRahasia Allegri Bangkitkan AC Milan: Gunakan Lagi Aturan Old School Berlusconi
Lahir dan besar di Bugojno, sebuah kota kecil di Bosnia, Sucic tumbuh dalam suasana sederhana.
Ia menghabiskan masa kecil bersama keluarganya di desa dengan kehidupan yang jauh dari hiruk-pikuk modern.
“Kami punya sebuah peternakan kecil. Ayah saya suka beternak sapi, kami punya beberapa sapi, dan ketika beliau bekerja di sana, saya sering membantu memerah susu di pagi hari. Itu membuat saya bahagia, karena saya bisa berada di luar ruangan sepanjang hari,” ujar Sucic.
Pengalaman itu membentuk karakter Sucic yang rendah hati meski kini sudah menjadi bagian dari klub sebesar Inter Milan dan menegaskan tidak akan pernah melupakan masa kecilnya di Bugojno.
“Saya punya kenangan indah yang selalu melekat di hati saya. Kota itu sangat berarti karena saya belajar banyak tentang hidup di sana,” lanjutnya.
Salah satu momen tak terlupakan bagi Sucic adalah debutnya di Liga Champions.
Meski laga sempat terancam batal akibat hujan deras, pertandingan tetap digelar dan ia justru mencetak salah satu gol terbaik dalam kariernya.
Baca Juga:Nico Paz dan Kenan Yildiz, Oase di Tengah Keringnya Talenta Muda Serie ADaftar Calon Pemain Bintang yang Diburu Pencari Bakat Inter dan AC Milan di Piala Dunia U-20
“Itu malam yang tidak akan pernah saya lupakan,” ucapnya dengan penuh emosi.
Menariknya, setelah semakin dikenal publik, Sucic memilih untuk tidak ikut arus popularitas di media sosial.
Ia menyebut platform seperti Instagram atau X (Twitter) memang bisa bermanfaat, tetapi juga berpotensi membuat orang lupa waktu.
“Kita bisa menghabiskan lima jam di sana tanpa sadar. Saya lebih suka menjalani kehidupan nyata. Setelah pertandingan atau latihan, saya butuh ketenangan, relaksasi, dan waktu bersama keluarga. Itu alasan utama saya tidak menggunakan media sosial,” katanya.