CIAMIS, RADARTASIK.ID – Persoalan rumah tidak layak huni (rutilahu) di Kabupaten Ciamis masih membutuhkan perhatian serius dari pemerintah pusat, daerah, desa atau kelurahan, hingga para dermawan. Banyak keluarga masih tinggal di rumah yang jauh dari kata layak, sehat, dan aman.
Di Desa Sadewata, Kecamatan Lumbung, tercatat ada 57 rutilahu yang diusulkan untuk mendapat bantuan pada tahun 2025. Namun hingga kini, realisasinya masih belum jelas. Kondisi ini diduga karena keterbatasan kuota bantuan baik dari pemerintah pusat, daerah, maupun Baznas Ciamis.
“Kewajiban pemerintah Desa Sadewata bukan untuk realisasi pembangunan rutilahu. Akan tetapi kita pun berupaya pengusulan pembangunan rutilahu bisa ada di desanya,” kata Kepala Desa Sadewata Udi Rusdiana didampingi Kadus Ciledug Handi Andriana kepada Radar, Jumat (26/9/2025).
Baca Juga:Tak Bisa Hanya Fokus Jalan, Komisi III Sentil Bupati Tasikmalaya: Jangan Lupakan Pelayanan Dasar Lainnya!HTN 2025, Petani Masih Jadi Tulang Punggung Tapi Terpinggirkan: Pemda Harus Bergerak!
Ia menyebut, total 57 rutilahu itu sudah diusulkan ke berbagai pihak. Dengan datanya terbagi ke beberapa bantuan dari Pemerintah Kabupaten Ciamis untuk 43 rutilahu, bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Barat 57 rutilahu, dan Bantuan Dinas Sosial Kabupaten Ciamis ada 6 rutilahu.
Namun, usulan yang disampaikan ke Dinas Sosial Kabupaten Ciamis maupun Baznas belum juga terealisasi. “Sekitar dua tahun lamanya, hingga saat ini belum ada yang terealisasi bantuan pembangunan rutilahu. Saat ini kita masih menunggu daftar antrean realisasi pembangunan rutilahu,” ujarnya.
Ia juga menilai keterlambatan bisa disebabkan kondisi keuangan daerah. Kalau dari Pemerintah Kabupaten Ciamis belum realisasi pembangunan rutilahu untuk Desa Sadewata, mungkin karena keadaan defisit anggarannya.
Pemerintah desa pun tidak bisa sepenuhnya mengandalkan APBDes karena keterbatasan dana. Prioritas akhirnya diberikan pada rumah yang kondisinya paling parah.
“Pengusulan pembangunan rutilahu ini kan ada yang penting dan lebih penting. Kita memilihnya yang lebih penting terlebih dahulu untuk pelaksanaan pembangunan rutilahu,” katanya.
Untuk tahun ini, Sadewata hanya mendapat satu rumah bantuan dari Baznas Ciamis. Bantuan ini pun terbatas, hanya berupa material senilai Rp10 juta, sementara pengerjaan dilakukan secara swadaya melalui gotong royong.
“Mungkin mendapatkan lagi dari Baznas Ciamis empat tahun ke depan, karena Kecamatan Lumbung ada 8 desa,” ujarnya. (riz)