Takut Dapat MBG Basi, Pelajar di Kabupaten Tasikmalaya Kini Lebih Berhati-hati

makan bergizi gratis di SDN Cikadongdong tasikmalaya
Siswa-siswi SDN Cikadongdong Kabupaten Tasikmalaya menikmati makan bergizi gratis, Rabu 24 September 2025. (Ujang Nandar/radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Kasus keracunan makanan bergizi gratis (MBG) di berbagai wilayah tidak hanya menyedot perhatian masyarakat umum. Pelajar di tingkat sekolah dasar pun sudah mulai melek informasi tersebut. Mereka kini lebih berhati-hati saat menerima pembagian makanan.

“Kan sekarang banyak anak-anak SD sama SMP kayak di TV, keracunan. Sekarang makannya dicium-cium dulu (diendus, red) sebelum makan. Takut basi,” ujar Azkayra, siswi salah satu madrasah ibtidaiyah swasta di Kota Tasikmalaya, Rabu (24/9/2025).

Hal senada diungkap Faraz, siswi kelas di SD Negeri Cikadongdong Kabupaten Tasikmalaya. Ia mengaku senang mendapatkan MBG. Namun di sisi lain juga ada rasa takut mengalami gejala keracunan seperti yang pernah ia tonton di televisi.

Baca Juga:Minta Program MBG Dievaluasi, Warga Kabupaten Tasikmalaya Geruduk DPRDPAW Anggota DPRD Fraksi PAN Kota Tasikmalaya Terancam Batal Gara-Gara Tunggakan Iuran Partai

“Saya takut keracunan seperti di TV. Mama bilang kalau makanannya basi atau rasanya aneh, jangan dimakan, buang aja,” ucapnya polos.

Pantauan Radar, anak-anak di sekolah tersebut tampak buru-buru membuka kotak makannya begitu MBG dibagikan. Bukan karena perut sudah keroncongan, melainkan alasan lain: takut makanannya basi.

Kepala SDN Cikadongdong, Eli Hidayati, mengatakan semua pihak kini waswas dengan banyaknya kasus keracunan MBG. Sebab itu mereka tak suka membiarkan MBG terlalu lama. Begitu datang, akan langsung diserbu.

“Begitu makanan datang, anak-anak langsung makan. Tidak ditunda, supaya aman,” ujarnya.

Pertama Kali Menu Daging Sapi

Ada hal lain yang membuat suasana belajar di SDN Cikadongdong terdengar riuh pada hari kemarin. Untuk pertama kalinya mereka mendapatkan menu berisi nasi dengan daging sapi.

“Biasanya telur, ayam, atau ikan. Baru kali ini ada daging sapi,” tutur Eli, tersenyum tipis.

Bagi sebagian besar anak, daging sapi adalah hidangan istimewa. Meski begitu mereka tetap waspada. Jangan sampai keracunan makanan menimpa diri mereka. Namun ada kebiasaan lain yang masih sulit diubah. Banyak siswa menolak menu sayuran dan olahan telur.

Baca Juga:Warga Karangresik Curiga! Temukan Motor Matic Tergeletak di Jembatan dengan Mesin MenyalaBenarkah Penerapan Manajemen Talenta di Kota Tasikmalaya Hasil dari Disertasi Pegawai BKPSDM?

“Sayuran hampir pasti dibuang. Kalau buah manis biasanya habis. Telur pun sering ditinggalkan. Jadi sering kali sekolah yang bereskan sisa makanan, kadang dikasih ke ternak,” tambahnya. (Ujang Nandar)

0 Komentar