SMAN 10 Tasikmalaya Terapkan Pembelajaran Diferensiasi, Siapkan Siswa Mandiri dan Punya Skill

KOMPAK
Sejumlah siswa SMAN 10 Tasikmalaya foto bersama guru dalam acara gelar karya Kokurikuler dan P5, Senin (22/9/2025). (Fitriah Widayanti/Radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Dalam rangka mengisi jeda semester, SMAN 10 Tasikmalaya menggelar kegiatan kokurikuler untuk kelas X dan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) untuk kelas XII dan XII.

Kegiatan kokurikuler mengusung tema Kewirausahaan. Sedangkan untuk kegiatan P5 tema yang diambil adalah ekologi.

Kepala SMAN 10 Tasikmalaya, ME Suhartono SSos MPd, menjelaskan bahwa pemilihan tema kewirausahaan menjadi penting karena lebih dari separuh lulusannya langsung terjun ke masyarakat.

Baca Juga:164 Mahasiswa UBK Tasikmalaya Dinyatakan Lulus, Peluang Kerja di Jepang dan Timur Tengah TerbukaSharp Gelar AC Installer Championship 2025, Dorong Kompetensi Teknisi Indonesia

“Di SMAN 10, siswa yang melanjutkan ke perguruan tinggi baru sekitar 40 persen, sedangkan 60 persen lainnya langsung bekerja. Karena itu, kami membekali mereka dengan semangat juang untuk berwirausaha. Bagi anak-anak Gen Z, menawarkan dagangan itu kan perlu mental yang kuat,” ungkapnya.

Menurutnya, pembelajaran kewirausahaan ini penting bagi siswa yang berencana tidak akan melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.

Ia mengungkapkan, pembelajaran kewirausahaan di sekolah tersebut dirancang berjenjang. Untuk siswa kelas X dibekali konsep dasar, kelas XI mulai berlatih praktik, sementara kelas XII mendapat aplikasi langsung melalui kursus intensif hasil kerja sama pihak sekolah dengan dunia usaha melalui program vokasi.

“Untuk kelas XII, kami mendatangkan expert dari luar. Ada pelatihan menjahit, tata boga, tata rias, hingga otomotif. Jadi mereka sudah fokus. Program ini kami rancang 60 jam pelajaran (JP) agar bisa selesai sebelum mereka menghadapi ujian,” kata Suhartono.

Ia menjelaskan, program vokasi di SMAN 10 Tasikmalaya mengadopsi pola pelatihan dari Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) melalui Balai Latihan Kerja (BLK). Menurutnya, jika di BLK 60 JP ditempuh dalam waktu tiga bulan dengan durasi empat jam per hari, maka di SMAN 10 dilaksanakan lebih padat, yakni dari pukul 07.00 hingga 15.00. Program ini dikhususkan bagi siswa yang berencana tidak melanjutkan kuliah.

Pelatihan ini, lanjutnya, mendapat dukungan dari anggota MPR RI, Ferdiansyah, yang menyalurkan bantuan KIP tanpa potongan. Dana tersebut ditabung siswa untuk membiayai kursus yang dilaksanakan di sekolah. “Output-nya nanti begitu tamat kelas XII mereka bisa langsung terjun berwirausaha,” tambahnya.

Selain itu, sekolah juga membuka jalur khusus bagi siswa yang ingin melanjutkan kuliah dengan menyediakan bimbingan belajar. Sementara bagi yang memilih jalur vokasi, pihaknya menghadirkan program pelatihan langsung oleh praktisi di bidangnya masing-masing.

0 Komentar