Menurutnya, dokter yang menanganinya sangat profesional dan memberikan penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami.
Aisy mengakui, awalnya ia sempat merasa khawatir karena mendengar kabar negatif mengenai pelayanan terhadap peserta BPJS Kesehatan.
Namun, pengalamannya sendiri justru berbanding terbalik dengan rumor tersebut. Pelayanan yang diterimanya sangat baik, tanpa pembedaan atau perlakuan negatif.
Kini di usia 22 tahun, Aisy memastikan kepesertaan JKN-nya tetap aktif.
Baca Juga:BPJS Kesehatan Gelar Satya JKN Award 2025, Wujud Gotong Royong Bangsa Lindungi PekerjaBPJS Kesehatan dan Kejari Kota Tasikmalaya Bersinergi Tingkatkan Kepesertaan JKN Melalui Badan Usaha
Ia telah mengurus surat keterangan kuliah agar status kepesertaannya tetap menjadi tanggungan orang tua hingga usia 25 tahun.
Menurut informasi dari petugas BPJS Kesehatan, mahasiswa yang masih kuliah memang dapat terus ditanggung oleh orang tuanya asalkan melakukan pembaruan dokumen setiap tahun.
Bagi Aisy, keberadaan JKN sangat berarti, terutama bagi mahasiswa rantau yang jauh dari keluarga.
Program ini memberikan rasa aman dan kepastian bahwa kesehatannya akan tetap terlindungi di mana pun berada.
Ia pun mengajak masyarakat yang belum menjadi peserta untuk segera mendaftar agar memperoleh perlindungan serupa.
Ia menegaskan bahwa seluruh biaya perawatannya telah ditanggung penuh oleh BPJS Kesehatan tanpa ada pungutan tambahan dari fasilitas kesehatan.
Dengan penuh rasa syukur, Aisy menutup kisahnya dengan ajakan agar masyarakat tidak menunda untuk bergabung.
Baca Juga:Sekarang Berobat Lebih Mudah! Cukup Menggunakan KTP, Peserta JKN Bisa Dapatkan Layanan Kesehatan Tanpa RibetBPJS Kesehatan Goes to Campus Mengedukasi Mahasiswa Unsil dalam Meningkatkan Kepesertaan JKN
Berkat JKN, kesehatan Aisy tetap terjaga dan semua proses pengobatan bisa gratis tanpa kendala. Jadi, jangan ragu untuk mendaftar dan rasakan sendiri manfaatnya. (rls)