Sabatini: Juventus Bukan Tim yang Rapuh, Tapi Masih di Bawah Level Inter dan Napoli

Juventus
Ilustrasi Juventus Tangkapan layar X
0 Komentar

RADARTASIK.ID – Jurnalis Italia, Sandro Sabatini, menilai Juventus belum bisa disetarakan dengan kekuatan besar Serie A seperti Inter Milan dan Napoli usai ditahan imbang Verona 1-1.

Dalam analisisnya di kanal YouTube pribadi, Sabatini mengungkapkan bahwa Bianconeri punya sejumlah kelebihan, namun juga kelemahan mendasar yang harus segera diperbaiki bila ingin bersaing di jalur Scudetto.

Sabatini membuka komentarnya dengan menyinggung dua laga penuh drama yang dijalani Juventus.

Baca Juga:Pulisic: Kemenangan atas Lecce Jadi Modal Penting Hadapi NapoliCetak Gol Perdana untuk AC Milan, Ini Alasan Nkunku Selebrasi dengan Meniup Balon

Kemenangan 4-3 atas Inter dan hasil imbang 4-4 melawan Borussia Dortmund disebutnya sebagai pertandingan yang menghadirkan euforia besar, baik di dalam stadion maupun di kalangan suporter.

“Itu adalah pesta sepak bola, dengan semua orang bernyanyi dan merayakan,” kata Sabatini.

“Namun, dalam laga-laga itu, Juventus juga menampakkan sejumlah batasan yang tidak bisa diabaikan,” lanjutnya.

Salah satu sorotan utama Sabatini adalah sektor penjaga gawang. Ia menilai Di Gregorio—yang sejauh ini dipercaya sebagai starter—sedang berada dalam masa sulit.

Kondisi ini membuat pertahanan Juventus rawan kebobolan, meski lini belakang diisi pemain berpengalaman.

“Menurut saya, antara Di Gregorio dan Perin tidak ada perbedaan besar. Bahkan, Perin bisa lebih berguna sekarang karena ia punya sejarah dan pengalaman di klub, sesuatu yang tidak dimiliki Di Gregorio,” ujarnya.

Kesulitan di bawah mistar, lanjut Sabatini, juga berimbas pada para bek.

Baca Juga:AC Milan Hajar Lecce 3-0: Gimenez dan Nkunku Pecah TelorAlasan Leao Menolak Dijual ke Inter: AC Milan Punya 7 Trofi Liga Champions

Meski mengakui Bremer sebagai yang terbaik dalam sistem pertahanan Juventus, ia mengingatkan bahwa sang bek tengah juga baru pulih dari cedera ligamen lutut.

“Setelah setahun absen, wajar kalau performanya naik-turun. Itu tidak boleh mengejutkan,” katanya.

Lebih jauh, Sabatini mengkritisi pendekatan bertahan Juventus yang dianggap terlalu pasif.

Menurutnya, kecenderungan para pemain untuk mundur dan menumpuk di area pertahanan tidak hanya menunjukkan kelemahan taktik, tetapi juga cerminan rasa takut.

Ironisnya, kebobolan yang diderita Juve justru sering datang dari tembakan jarak jauh, bukan dari serangan yang dibangun lawan di kotak penalti.

Meski demikian, Sabatini tetap melihat sisi positif. Juventus disebutnya punya kekuatan besar dalam individu-individu kunci.

0 Komentar