GARUT, RADARTASIK.ID – Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) terus disorot pasca terjadinya kasus dugaan keracunan MBG di Kadungora, Kabupaten Garut yang mencapai 600 pelajar.
Meski Dinas Kesehatan sudah mengambil sampel makanan untuk uji laboratorium, namun hasilnya sampai saat ini belum keluar.
“Belum keluar (hasil lab),” singkat Sekretaris Dinas Kesehatan Kabupaten Garut, Yodi Sirodjudin saat dihubungi, Rabu, (24/9/2025).
Baca Juga:Minta Program MBG Dievaluasi, Warga Kabupaten Tasikmalaya Geruduk DPRDPAW Anggota DPRD Fraksi PAN Kota Tasikmalaya Terancam Batal Gara-Gara Tunggakan Iuran Partai
Sementara itu, beredar informasi di masyarakat bahwa sebagian besar SPPG di Kabupaten Garut belum mengantongi Sertifikat Laik Higiene Sanitasi (SLHS). Namun, Sekda Kabupaten Garut sekaligus Satgas MBG, Nurdin Yana, mengatakan dirinya belum mendapat laporan terkait persoalan itu.
“Saya belum tau, saya belum dapat laporan dari dinas teknis,” katanya.
Adapun terkait kasus keracunan yang telah terjadi, Nurdin menyoroti peran ahli gizi. Menurutnya Badan Gizi Nasional telah menetapkan ada tiga stakeholder dalam pembentukan setiap SPPG. Yaitu kepala SPPG, Ahli Gizi, serta acounnting. Tiga struktur tersebut merupakan yang bertanggung jawab terhadap keberlangsungan SPPG. Termasuk ketika terjadi kasus keracunan.
“Tiga struktur yang bertanggung jawab di pelaksanaan SPPG sebut saja seperti kepala SPPG, ahli gizi dan accounting,” katanya.
Terkait dengan ahli gizi ia menyampaikan bahwa dalam perekrutannya Badan Gizi Nasional meminta ahli gizi ini yang berkompeten di bidangnya. Tidak boleh mempekerjakan newbie atau mahasiswa yang baru lulus sekolah kesehatan jurusan gizi.
“Ya mereka berbasis sertifikat gizi jadi itu persyararan ketika BGN merekrut mereka jadi tentu punya background pendidikan ke arah sana,” pungkasnya.
Polisi Periksa 19 Saksi
Polres Garut terus mengembangkan penyelidikan terkait keracunan massal yang diduga disebabkan MBG di Kadungora. Hingga kini, sebanyak 19 saksi sudah dimintai keterangan, termasuk dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Al-Bayyinah 2.
Baca Juga:Warga Karangresik Curiga! Temukan Motor Matic Tergeletak di Jembatan dengan Mesin MenyalaBenarkah Penerapan Manajemen Talenta di Kota Tasikmalaya Hasil dari Disertasi Pegawai BKPSDM?
Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Garut, AKP Joko Prihatin, menyebut pemeriksaan dilakukan untuk mengungkap kronologi kejadian.
“Sampai saat ini jumlah saksi yang telah kami periksa sebanyak 19 orang,” ujarnya, Selasa (23/9/2025).
Menurut Joko, jumlah saksi bisa bertambah sesuai perkembangan penyelidikan. Mereka berasal dari berbagai pihak, mulai dari sekolah, petugas keamanan, korban, hingga pengelola dapur penyedia makanan.