RADARTASIK.ID – Christopher Nkunku akhirnya mencatatkan gol perdananya untuk AC Milan.
Momen itu terjadi saat Rossoneri menyingkirkan Lecce 3-0 di Coppa Italia, Rabu (24/9/2025) dini hari tadi.
Namun, bukan hanya gol akrobatiknya yang menjadi sorotan. Selebrasi uniknya dengan meniup balon merah kembali mencuri perhatian publik.
Baca Juga:AC Milan Hajar Lecce 3-0: Gimenez dan Nkunku Pecah TelorAlasan Leao Menolak Dijual ke Inter: AC Milan Punya 7 Trofi Liga Champions
Sejak bergabung dari Chelsea dengan biaya €37 juta plus bonus, Nkunku digadang-gadang akan menjadi salah satu senjata baru Milan di lini depan.
Dan ia membuktikan kualitasnya di San Siro. Gol salto indah yang diceploskannya pada menit ke-54 bukan hanya mengunci kemenangan Milan, tetapi juga menandai awal baru dalam kariernya bersama Rossoneri.
Begitu bola meluncur masuk ke gawang Lecce, Nkunku langsung berlari ke arah Curva Sud.
Alih-alih melakukan gestur biasa, ia merogoh kaus kakinya, mengeluarkan sebuah balon merah, lalu meniupnya sambil tersenyum lebar.
Suasana San Siro pun semakin pecah menyaksikan selebrasi yang sudah jadi ciri khasnya sejak masih di Bundesliga.
Selebrasi itu sebenarnya bukan kejutan sepenuhnya. Saat perkenalan resmi sebagai pemain AC Milan pada musim panas lalu, Nkunku sudah sempat mengisyaratkan bahwa ia akan tetap membawa “tradisi balon” ke Italia.
Hanya saja, para tifosi harus menunggu hingga September untuk benar-benar melihatnya di lapangan.
Makna di Balik Balon
Baca Juga:Sacchi Akui Napoli Layak Raih Scudetto Beruntun: “Mereka Tim Paling Eropa di Serie A”Mantan Asisten Sarri Sarankan Milinkovic-Savic Gabung Tudor di Juventus
Di balik aksi yang terkesan sederhana itu, ada kisah personal yang menyentuh. Nkunku pertama kali mengungkapkan arti selebrasi tersebut pada 2022, saat masih berseragam RB Leipzig.
Setelah mencetak gol ke gawang Shakhtar Donetsk di Liga Champions, ia ditanya mengapa selalu membawa balon di kaus kakinya.
Jawaban sang penyerang langsung membuat publik terharu. “Balonnya untuk anak saya,” ujar Nkunku kala itu.
“Waktu dia masih kecil, terlalu dini untuk bermain dengan bola sungguhan. Jadi saya meniup balon untuknya agar bisa ikut bersenang-senang saat menonton saya bermain,” lanjutnya.
“Sejak saat itu, ia sangat menyukainya. Jadi, setiap kali saya mencetak gol, saya dedikasikan selebrasi itu untuknya,” ungkapnya.
Sejak saat itu, selebrasi ini pun akhirnya menjadi bagian dari identitasnya.