Geruduk Bale Kota Tasikmalaya di Sore Hari, Ratusan Mahasiswa Suarakan Nasib Petani

demo suarakan petani
Mahasiswa Unsil berunjuk rasa di depan Bale Kota Tasikmalaya Selasa sore 23 September 2025. (Ayu Sabrina/radartasik.id)
0 Komentar

TASIKMALAYA, RADARTASIK.ID – Di tengah gencarnya program Makanan Bergizi Gratis (MBG) dari pemerintah, para petani seharusnya mendapat kesempatan untuk berkembang.

Namun program tersebut dinilai belum ada keberpihakan terhadap nasib petani.

Hal itu menjadi salah satu aspirasi ratusan mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi (Unsil) menggelar aksi unjuk rasa di depan Gedung Bale Kota Tasikmalaya, Selasa (23/9/2025) sore.

Mengenakan jaket almamater hijau dan biru, mereka berkumpul sejak pagi sambil membawa poster, spanduk, dan membentangkan berbagai tulisan tuntutan.

Baca Juga:Benarkah Penerapan Manajemen Talenta di Kota Tasikmalaya Hasil dari Disertasi Pegawai BKPSDM?Kandungan Gizi pada Menu Makanan Bergizi Gratis Disorot PSU Kabupaten Tasikmalaya

Lagu-lagu perjuangan mengiringi orasi lantang yang menyerukan keberpihakan pada petani dari para aktivis.

Aksi ini berkaitan dengan peringatan Hari Tani Nasional ke-65 yang jatuh pada 24 September, sekaligus memperjuangkan nasib para petani yang kurang mendapat perhatian pemerintah.

Salah satu yang disoroti yakni program MBG yang seharusnya menjadi momentum pelaksanaan reforma agraria dan membuka peluang besar bagi hasil pertanian, peternakan, dan perikanan.

Namun para aktivits melihat realitas di lapangan belum ada keberpihakan kepada petani kecil.

Tanpa ada perhatian dan keberpihakan pemerintah, program MBG justru akan menutup akses pasar bagi produk dari petani, peternak dan nelayan kecil.

Hal serupa juga dinilai terjadi pada proyek food estate, militerisasi pangan, hingga pengadaan tanah untuk peternakan sapi yang dinilai lebih pro kapitalis.

Ketua BEM Faperta Unsil Nazril Hasbillah yang memimpin jalannya aksi dalam orasinya menegaskan perlindungan hak-hak petani saat ini masih belum terlaksana maksimal. Padahal hal tersebut sangat penting untuk optimalisasi ketahanan pangan bagi bangsa.

Baca Juga:Kasus Keracunan MBG Marak di Tasikmalaya dan Garut, Orang Tua Jadi WaswasKonsep Manajemen Talenta yang Dipakai Pemkot Tasikmalaya Rawan Digugat

“Petani adalah tulang punggung pangan negeri. Reforma agraria sejati adalah hak petani, bukan proyek semu yang menguntungkan segelintir orang.” serunya yang disambut tepuk tangan dan pekikan semangat para peserta aksi.

Petani merupakan aktor utama ketahanan pangan nasional, namun masih menjadi kelompok rentan akibat ketidakpastian harga hasil panen, terbatasnya akses terhadap modal dan teknologi, serta lemahnya perlindungan hukum atas tanah garapan.

Melalui aksi damai ini, mahasiswa berharap pemerintah daerah maupun pusat benar-benar menindaklanjuti aspirasi mereka. Sehingga Hari Tani Nasional menjadi memontum evaluasi kebijakan agraria dan pangan agar lebih berpihak pada rakyat kecil.

0 Komentar