RADARTASIK.ID – Sorotan utama di San Siro malam ini tak hanya tertuju pada laga Coppa Italia babak 32 besar antara AC Milan dan Lecce.
Ada satu nama yang diam-diam menjadi pusat perhatian dalam laga tersebut, yakni Francesco Camarda.
Pemain muda kelahiran 2008 itu akan kembali ke stadion yang membesarkan namanya, kali ini sebagai lawan, dan berpeluang besar menunjukkan bahwa label “nomor 9 masa depan Milan” memang pantas melekat padanya.
Baca Juga:Allegri Siapkan Formasi Baru di AC Milan: Duetkan Nkunku dan Gimenez saat Hadapi LecceCalamai Ragu Tudor Bisa Bawa Juventus Raih Scudetto: Terlalu Andalkan Kualitas Individu Pemain
Pertandingan ini terasa spesial bagi Camarda. Dari undian Coppa Italia, skenarionya seakan tertulis sejak awal ia akan bertemu dengan klubnya.
Milan menyingkirkan Bari, sementara Lecce mengalahkan Juve Stabia, dan pada akhirnya keduanya dipertemukan di San Siro pada 24 September 2025.
Di bawah asuhan Massimiliano Allegri, Rossoneri sedang mengincar gelar domestik tambahan, sedangkan Lecce racikan Eusebio Di Francesco mencoba memberi kejutan.
Namun di balik duel dua tim, semua mata juga akan menilai langkah seorang remaja yang baru saja memulai perjalanan serius di sepak bola profesional.
Musim lalu, Camarda merasakan manis getirnya dunia sepak bola papan atas.
Bermain untuk tim utama Milan sekaligus Milan Futuro, ia mencatat 35 penampilan di semua ajang dengan tujuh gol dan dua assist.
Namun kesempatan emas di Liga Champions sirna karena golnya ke gawang Club Brugge dianulir offside.
Baca Juga:Hanya Butuh Satu Gol Bagi Pio Esposito untuk Jadi Penyerang Masa Depan Inter MilanLocatelli dan Thuram Mulai Kedodoran, Juventus Ingin Angkut Mantan Bintang Lazio
Momen itu jadi pengingat betapa tipis jarak antara sejarah dan kekecewaan.
Pada bursa transfer lalu, Manajemen Milan akhirnya memutuskan meminjamkannya agar mendapatkan menit bermain reguler.
Lecce pun datang membawa tawaran: pinjaman dengan opsi beli €3 juta, disertai klausul buy-back €4 juta bagi Rossoneri.
Sebuah kompromi yang memberi ruang tumbuh di lingkungan lebih tenang, dengan jaminan Milan tetap punya kendali atas masa depannya.
Namun jalan di Serie A jelas tak mudah. Setelah tampil impresif di laga uji coba pramusim, Camarda harus berhadapan dengan kenyataan keras kompetisi.
Dalam empat pekan, ia hanya bermain total 164 menit. Statistiknya pun belum menggembirakan: rata-rata 0,8 tembakan per laga, tanpa peluang emas tercipta.