RADARTASIK.ID – Juventus kembali menuai sorotan usai meraih hasil imbang kedua secara beruntun.
Setelah ditahan Borussia Dortmund di Liga Champions, giliran Hellas Verona yang membuat Bianconeri pulang dengan satu poin lewat skor 1-1.
Namun kali ini, fokus pembicaraan bukan hanya soal hasil, melainkan juga kontroversi wasit dan gaya bermain tim asuhan Igor Tudor.
Baca Juga:Fiorentina Dicemooh Pengemar Usai Ditumbangkan Como di Kandang, Pioli Kritik WasitAS Roma Menangkan Derby della Capitale, Gasperini Menang Adu Taktik dengan Sarri
Di Stadion Bentegodi, protes keras mewarnai laga. Tudor menilai wasit Rapuano gagal mengambil keputusan penting, mulai dari sikutan Orban kepada Gatti hingga potensi penalti yang tak diberikan.
Sang pelatih bahkan menyebut ada perlakuan tidak adil yang merugikan timnya.
Meski demikian, dalam konteks sepak bola Italia, situasi ini bukan hal baru.
Seperti yang pernah diungkap Samuel Eto’o, di negeri ini seringkali pihak yang paling berteriak justru mendapat perhatian dan dianggap benar.
Tudor sepertinya memahami logika itu, dan memilih untuk bersuara lantang agar timnya diperhatikan.
Namun di balik kontroversi, ada masalah lebih mendasar: Juventus masih jauh dari kata seimbang.
Tim asuhan Tudor terlihat bermain dengan intensitas tinggi, tetapi sering kehabisan tenaga lebih cepat dari lawan.
Baca Juga:Marotta Ancam Inter dan AC Milan Tinggalkan San Siro: “Kami Butuh Stadion Sendiri”Media Italia: Napoli dan Juventus Jadi Ujian Sihir Allegri di AC Milan
Melawan Verona, Locatelli sudah tak sanggup melanjutkan permainan usai babak pertama, Thuram dipaksa keluar setelah menit ke-55, dan Cambiaso terlihat kelelahan berat.
Kondisi ini menunjukkan pemain Bianconeri terlalu banyak berlari tanpa arah yang jelas.
Perbandingan menarik muncul di media sosial: Juventus versi Tudor dinilai mirip Manchester United era Ole Gunnar Solskjær.
Sama-sama mengandalkan semangat juang, dorongan emosional, dan solidaritas tim, tetapi minim fondasi taktik yang kokoh.
United sempat menikmati periode positif bersama Solskjær, namun akhirnya kehabisan energi karena masalah mendasar tak pernah benar-benar teratasi.
Menurut banyak pengamat, Juventus kini berada di jalur serupa, ngotot tapi kurang tenaga.
Dari sisi motivasi, Tudor memang sudah mengembalikan semangat bertarung yang sempat hilang di era sebelumnya.
Skuad terlihat lebih kompak dan berusaha mati-matian di setiap laga. Itu pencapaian yang patut dicatat, mengingat aspek kebersamaan tim menjadi salah satu kunci keberhasilan jangka panjang.